Disebutkan di dalam hadits dari Nabi saw. Bahwa beliau bersabda, “ Allah SWT menciptakan malaikat dengan memiliki sayap di timur dan sayap di barat. Kepalanya berada di bawah ‘Arsy dan kedua kakinya berada di bawah bumi ketujuh. Ia memiliki bulu sejumlah makhlik Allah SWT. Apabila seseorang, laki-laki atau p[erempuan, dari umatku bershalawat kepadaku, Allah SWT memerintahkannya agar ia tenggelam di dalam lautan cahaya di bawah ‘Arsy. Ia tengelam di dalamnya. Kemudian, ia keluar dan membentangkan sayapnya. Setiap bulunya meneteskan air. Dari dari setiap tetesan itu, Allah SWT menciptakan malaikat yang memintakan ampunan untuknya hingga Hari Kiamat.”
Seorang bijak mengatakan, kesehatan jasmani terletak pada sedikit makan; keselamatan ruh terletak pada sedikitnya dosa; dan keselamatan agama terletak pada shalawat kepada manusia terbaik, Muhammad saw. Allah SWT berfirman di dalam surah al-Hasyr 1591 ayat 18; wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah (yakni, takutlah kepada Allah). Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk esok (yakni, Anda beramal untuk Hari Kiamat; artinya, bersedekah dan perbuatlah ketaatan agar Anda semua mendapatkan pahalanya pada Hari Kiamat).bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha tahu tentang apa yang kalian kerjakan (berupa kebajikan dan kejahatan).Sebab, para malaikat, langit, bumi, malam, dan siang, pada Hari Kiamat bersaksi atas apa yang dikerjakan anak Adam. Apakah perbuatannya itu merupakan kebaikan atau kejahatan, ketaatan atau kemaksiatan. Bahkan, anggota-anggota badannya pun bersaksi atasnya. Bumi bersaksi atas orang Mukmin dan orang Juhud. Ia berkata,’ Ia menunaikan shalat. Berpuasa, berjihad, dan berjiyhat.”
Orang Mukmin dan orang Juhud itu pun sangat berbahagia. Lalu ia bersaksi atas orang kafir dan ahli maksia. Ia berkata.” Ia mengerjakan perbuatan syirik, berzina, minum khamar, dan memakan makanan haram.” Aduhai betapa celakanya ia ! Ia tidak dapat membela diri di dalam penghisaban Zat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.
Orang Mukmin adalah orang yang takut kepada Allah SWT dengan seluruh anggota badannya, sebagaimana dikatakan Al-Faqih Abu Al-Layts, bahwa tanda ketakutan kepada Allah SWT itu tampak pada tujuh hal. Di antaranya sebagai berikut:
1. Lidahnya. Ia mencegahnya dari berkata dusta, menggunjing, memfitnah, menipu, dan perkataan yang berguna. Sebaliknya, ia menyibukkannya dengan Dzikir kepada Allah SWT, membaca Al-Quran, dan menghapal ilmu.”
2. Kalbunya. Ia mengeluarkan dari dalam kalbunya rasa permusuhan, kedengkian, dan hasud kepada teman. Sebab, hasud dapat menghapus kebaikan, sebagaimana sabda Nabi Saw,, “ hasud memakan kebaikan seperti apa membakar kayubakar.” Hasud termasuk penyakit berbahaya di dalam kalbu. Penyakit-penyakit kalbu itu tidak dapat diobati kecuali dengan ilmu dan amal.
3. Pandangannya. Ia tidak memandang makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya yang diharamkan. Pandangannya pun tidak ditujukan kepada keduniaan dengan penuh kecintaan. Sebaliknya, ia mengarahkan pandangannya kepada sesuatu dengan mengambil pelajaran, tanpa memandang sesuatu yang tidak halal baginya. Mengenai hal itu, Rasulullah saw. Bersabda,” Barangsiapa yang memenuhi kedua matanya dengan pandangan yang haram, niscaya pada Hari Kiamat Allah SWT memenuhi kedua matanya dengan api neraka.”
4. Perutnya. Ia tidak memasukkan kedalam perutnya makanan yang haram, sebab hal itu merupakan dosa besar; Sebagaimana Nabi saw. Bersabda,” Apabila satu suap makanan yang haram jatuh ke dalam perit anak Adam, setia malaikat di langit dan bumi melaknatnya selama suapan itu berada di dalam perutnya. Jika ia mati dalam keadaan itu, tempat kembalinya adalah neraka Jahanam.”
5. Tangannya. Ia tidak menjulurkan tangannya pada sesuatu yang haram. Sebaliknya, ia menggunakannya pada sesuatu yang mendatangkan ketaatan kerpada Allah SWT. Diriwatkan dari Ka’ab al-Ahbar, ia berkata,” Allah SWT membangunkan sebuah rumah dari batu permata hijau. Di dalam rumah itu terdapat tujuh puluh ribu rumah yang masing-masing memiliki tujuh puluh ribu kamar. Tidak ada yang dapat memasukinya kecuali orang yang meninggalkan setiap yang haram karena takut kepada Allah SWT.”
6. Kakinya. Ia tidak berjalan untuk berbuat kemaksiatan kepada Allah. Sebaliknya, ia berjalan dalam ketaatan dan keridhan-Nya serta dalam bergaul dengan para ulama dan orang-orang salih.”
7. Ketaatannya. Ia menjadikan ketaatannya semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT serta takut akan ruya dan kemunafikan. Apabila melakukan hal itu, ia termasuk orang-orang yang disebutkan Allah SWT di dalam firman-Nya:
Kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.(QS az-Zukhruf[43]:35}.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).(QS al-Hijr [15]:45).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berda di dalam surga dan kenikmatan.(QS ath-Thur[52]:17).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam tempat yang aman.(QS ad-Dukhan[44]:51).
Seakan-akan Allah SWT berfirman: pada Hari Kiamat, mereka diselamatkan dari api neraka.
Hendaklah seoragn Mukmin berada di antara takut (khawf) dan harapan (raja’), ia selalu mengharapkan rahmat Allah dan tidak berputus asa, sebagaimana Allah SWT berfirman:
Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.(QS az-Zumar [39]:53).
Hendaklah seorang Mukmin menyembah Allah, menghentikan segala perbuatan jeleknya, dan bertobat kepada Allah SWT.
Dikisahkan, ketika Dawud as. Duduk di pertapaannya sambil membaca Zabur, tiba-tiba ia melihat seekor cacing berwarna merah di atas tanah.
Ia bertanya di dalam hatinya,” Apa yang Allah kehendaki dengan cacing ini?”
Lantas, Allah memperkenankan cacing itu untuk bisa bicara. Cacing itu berkata,” Wahai Nabi Allah, Tuhanku mengilhamkan padaku agar pada setia siang hari aku mengucapkan,”Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar (Mahasuci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Mesar),’ seribu kali (1000x).”Allah pun mengilhamkan padaku agar pada setiap malam aku mengucapkan, Allahumma shalli ‘ala Muhammad an-nabiy wa ‘ala alihi wa ahahbihi wa salam (Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam kepada Muhammad, keluarganya da para shabatnya),’seribu kali (1000x). lalu, apa yang anda ucapkan hingga aku dapat mengambil manfaat dari Anda?”
Dawud as. Pun menyesal telah meremehkan cacing. Ia takut, lantas bertobat, dan bertawakal kepada Allah SWT.
Ketika Ibrahim al-Khalil as. Mengiat kesalahnnya, ia jatuh pingsan. Gemetar kalbunya terdengar hingga jarak beberapa mil. Lalu Allah mengutus Jibril kepadanya. Jibril menemuinya dan berkata.” Zat Yang Mahaperkasa menyampaikan salam kepada Anda dan Dia berkata, Tidaklah Aku melihat seseorang takut kepada kekasihnya.”
“Ya Jibril, apabila aku mengingat kesalahanku dan memikirkan hukumannya, aku suka lupa kepada Kekasihku,” Jawab Ibrahim.
Inilah keadaan para Nabi, para wali, orang-orang salih, dan orang-orang zuhud. Oleh karena itu, renungkanlah oleh Anda![].
Allah dan Para Malaikat
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat (mendo'akan kebaikan) bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia” [HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (no. 7912)].