Allah dan Para Malaikat

Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat (mendo'akan kebaikan) bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia” [HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (no. 7912)].

Kamis, 31 Desember 2015

Syekh Abdul Qodir Jaelani Menghidupkan Orang Mati




            Syekh Ali bin Musafir menuturkan : bersama ribuan orang lainnya,aku berkumpul untuk mendengarkan ceramah Syekh Abdul Qodir di tempat terbuka. Ketika ia berbicara,hujan turun lebat dan sebagian orang mulai meninggalkan majelis. Langgit tertutup awan pekat. Syekh Abdul Qodir lalu menengadahkan kepala dan tangannya seraya berdoa "Ya Allah,aku telah berusaha mengumpulkan manusia demi engkau,apakah engkau menjauhkan mereka dariku?" Tidak lama kemudian,hujan berhenti. Tak ada setetes air hujan yang turun hingga beliau selesai berceramah meskipun diluar tempat kami berkumpul hujan turun dengan deasnya.

           Syekh Umar Al-Bazaar Berkata, "Suatu hari aku duduk di hadapan Syekh Abdul Qadir Jailani dalam khalwatnya. Beliau berkata kepadaku, :Jaga Punggung mu karena akan ada kucing yang jatuh di punggungmu." Dalam hati aku berkata,'Darimana datangnya kucing? tidak ada lubang di atas dan?' Sebelum selesai bicara,tiba-tiba seekor kucing jatuh ke punggungku. Kemudian Beliau memukulkan tangannya ke dadaku dan aku mendapati cahaya terbit dari dalam dadaku bak mentari. aku menemukan al-haq pada saat itu.
            Diriwayatkan Syekh Abdul Qodir pada waktu melewati suatu tempat bertemu dengan orang islam yang sedang bersilat lidah,berdebat dengan seorang umat nasrani.
Setelah engadakan penelitian dan pemeriksaan dengan seksama apa yang menjadi sebab sehingga terjadi perdebatan yang sengit itu. Kata seorang muslim,"Sebenarnya kami sedang membanggakan Nabi kami masing-masing. Siapa diantara Nabi kami yang paling baik,dan saya berkata padanya Nabi Muhamad! Nabi yang paling utama." Kata orang nasrani,"Nabi isa! yang paling sempurna."
            Syekh bertanya kepada orang nasrani,"Apa yang menjadikan dasar dan apa pula dalilnya kamu mengatakan bahwa nabi isa lebih sempurna dari nabi lainnya?."
           Lalu orang Nasrani itu menjawab,"Nabi isa mempunyai keistimewaan,beliau menghidupkan orang yang sudah mati." Syekh melanjtukan lagi pertanyaannya,"apakah kamu tau aku ini bukan Nabi,aku hanya sekedar pengikut dan penganut agama Nabi MUhammad Saw?"
           Kata orang nasrani, "Ya benar,saya tahu." Lebih jauh syehk Abdul Qodir Jailani Berkata lagi, "Kalau kiranya aku bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati,apakah kamu bersdia percaya dan beriman kepada agama Nabi Muhammad Saw?" "Baik,saya mau beriman kepada agama islam," Jawab orang nasrani itu. "Kalau begitu,mari kita mencari kuburan."
          Setelah mereka menemukan sebuah kuburan dan kebetulan kuburan itu sudah tua. Sudah berusia lima ratus tahun lebih,Syekh Abdul Qadir Jailani mengulangi pertanyaannya, "Nabi isa kalau akan menghidupkan orang yang sudah mati bagaimana caranya?" Orang Nasrani Menjawab, "Beliau cukup mengucapkan Qum Biidznillah (Bangun kamu dengan izin Allah)."
           "Nah sekarang kamu perhatikan dan dengarkan baik-baik!," Kata Syekh Abdul Qadir Jailani,lalu beliau menghadap pada kuburan tadi sambil mengucapkan, "Qum Biidznii (Bangun kamu dengan izinku)." Mendengar ucapan itu orang Nasrani tercengang keheranan,belum habis herannya,kuburan terbelah dua,keluar mayat dari dalamnya. Mayat itu keluar sambil bernyanyi.Konon pada waktu hidupnya mayat itu seorang penyanyi. Menyaksikan peristiwa aneh tersebut,ketika itu juga orang nasrani berubah keyakinannya dan beriman masuk islam.

Minggu, 08 November 2015

SERAMNYA ALAM KUBUR

SERAMNYA ALAM KUBUR

Dari Hani' Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan berdiri di depan kuburan, beliau Menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya. Lalu dikatakan kepadanya, "Diceritakan kepadamu tentang Surga dan Neraka kamu tidak menangis, tetapi kamu menangis dari ini." Maka beliau berkata bahwa Rsulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ
 
“Kuburan adalah awal rintangan dari beberapa rintangan alam akhirat. Jika sukses di alam itu maka setelahnya lebih mudah, dan jika tidak sukses maka setelahnya lebih susah." Kemudian beliau berkata bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, "Tiada pemandangan yang pernah saya lihat melainkan kuburan yang paling menyeramkan." 1

Ketika seseorang hamba diantar ke kuburan dia disertai tiga hal, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Dan yang kembali pulang dua hal yaitu harta dan keluarganya, sedangkan yang mengikutinya ham amalnya, seperti yang telah ditegaskan Rasulullah صلي الله عليه وسلم dalam sabdanya:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
 
"Suatu yang mengikuti mayat ada tiga, kembali pulang dua dan ikut bersamanya satu; dihantarkan keluarganya, hartanya dan amalnya, maka kembali pulang keluarganya dan hartanya dan yang tersisa (bersamanya) amalnya.2

Dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya berkata: “Ketika dinding rumah Nabi صلي الله عليه وسلم roboh sementara Umar bin Abdul Aziz pada saat itu sedang berada di Madinah, tiba-tiba telapak kaki salah seorang penghuni kuburan yang dikubur di rumah itu terlihat dan telapak kaki itu terkena sesuatu sehingga berdarah. Maka Umar bin Abdul Aziz kaget sekali, lalu Urwah masuk ke rumah tersebut. Ternyata telapak kaki itu adalah telapak kaki Umar bin Khaththab. Maka Urwah berkata kepada beliau, 'Engkau jangan kaget, kaki tersebut adalah kaki Umar bin Khaththab رضي الله عنه.' Lalu beliau menyuruh membangun kembali dinding tersebut dan dikembalikan seperti keadaan semula." 3
Abu Umamah al-Bahili berkata, "Sesungguhnya kalian pada pagi dan petang berada dalam hunian yang meraup kebaikan dan keburukan. Dan hampir-hampir kalian akan pergi meninggalkannya menuju hunian lain yaitu kuburan, suatu hunian yang sangat menyeramkan dan rumah yang sangat gelap, tempat tinggal yang sangat sempit kecuali yang diluaskan Allah, kemudian kalian akan dibangkitkan pada Hari Kiamat." 4
Umar bin Abdul Aziz رحمه الله berkata kepada salah seorang pendampingnya, "Wahai Fulan, Aku tadi malam tidak bisa tidur karena merenungkan sesuatu." Dia berkata, "Apa yang sedang Engkau renungkan, wahai Amirul Mukmmin?" Beliau menjawab, "Aku sedang merenungkan kuburan dan penghuninya. Jika kamu menyaksikan mayat pada hari ketiganya di dalam kubur, niscaya kamu akan mendapatkan suatu bentuk sangat mengerikan walaupun sebelum mati dia sangat menawan hati. Kamu menyaksikan suatu hunian penuh dengan binatang binatang yang menyeramkan, badan yang mulai mengembung dan bernanah yang dibuat santapan cacing tanah, sedang tubuh mulai membusuk, kain kafan mulai hancur, sementara dahulu di dunia penampilannya sangat menawan, aroma tubuhnya sangat semerbak wangi dengan parfum dan pakaiannya sangat bersih dan indah." Setelah itu beliau tersungkur pingsan.5
Dari Yahya bin Abu Katsir bahwa Abu Bakar رضي الله عنه pernah berkhutbah, "Di manakah mereka yang berwajah rupawan, yang bangga dengan usia remajanya, yang silau dengan keperkasaannya, namun hal itu tidak pernah dipersembahkan untuk peperangan? Di manakah mereka yang telah membangun kota-kota besar yang dilindungi dengan benteng-benteng yang kokoh? Semuanya telah ditelan oleh masa dan semuanya akan menuju kepada gelapnya kuburan.6
Umar bin Dzar berkata, "Andaikata orang yang sehat wal'afiyat mengetahui tubuh penghuni alam kubur hancur lebur (dimakan cacing tanah), maka mereka akan sungguh-sungguh dan serius selama berada di dunia karena takut pada suatu hari, di mana hati dan mata tercengang karena ketakutan.7
Abu Abdurahman al-Umari al-Abid berkata, "Wahai para pemilik istana-istana yang megah! Ingatlah gelapnya hiburan yang menyeramkan, wahai orang-orang yang bergelimang kenikmatan dan kelezatan, ingatlah cacing tanah, darah campur nanah dan hancurnya jasad bersama tanah." 8
Catatan Kaki:
  1. Hasan, HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah., lihat Shahihul Jami No.5623
  2. Shahih, HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai., lihat Shahihul Jami No.8017
  3. Lihat Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, Risalah Ahwalul Qubur, hal. 175.
  4. idem, hal. 258.
  5. idem, hal. 290.
  6. idem, hal. 295.
  7. idem, hal. 296.
  8. idem, hal. 260.
DERITA DAN NIKMAT ALAM BARZAKH

Seorang muslim wajib beriman bahwa azab kubur merupakan perkara yang haq, dan pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kepada penghuni kubur tentang Tuhannya, agamanya dan Nabinya suatu perkara yang pasti.1 Maka Abu Abdullah berkata, "azab kubur suatu yang hak dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang sesat dan menyesatkan." 2
Dan demikian itu berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah dan ijma sahabat, maka kuburan merupakan liang dari taman surga atau liang dari jurang neraka, sehingga ketika seorang hamba mati dan dimasukkan ke liang kubur berarti ia telah mengawali alam akhiratnya.
Ketahuilah, para pembela kebenaran sepakat bahwa Allah menciptakan untuk sang mayat suatu kehidupan yang bisa berupa kesengsaraan dan kelezatan di alam kubur.3 Dan seorang tidak tahu secara persis berapa lama ia harus tinggal di kampung hunian kuburan tersebut, kuburan adalah alam yang paling menakutkan setiap salafush shalih.
Dalam hadits Barra bin Azib رضي الله عنه yang panjang, bahwa tatkala Rasulullah duduk di kuburan beliau bersabda "Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur." Ucapan itu diulang hingga dua atau tiga kali, kemudian beliau menuturkan tentang kondisi mayat mukmin dengan bersabda, "Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya kemudian datanglah dua malaikat dan keduanya mendudukkannya lalu keduanya bertanya, 'Siapakah Tuhanmu?' Maka ia menjawab, 'Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya lagi, 'Apa agamamu?' Maka ia men jawab, 'Agamaku adalah Islam.' Keduanya bertanya lagi "Siapa orang yang diutus kepadamu?' Maka ia menjawab 'Dia adalah Muhammad sebagai utusan Allah. Lalu keduanya bertanya kepadanya, 'Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal itu?' Ia menjawab, 'Saya membaca Kitabullah lalu saya beriman dan membenarkannya.'"
"Maka terdengarlah dari langit suara panggilan yang memanggil. 'Jawaban hamba-Ku sudah benar. Maka hamparkanlah (permadani) dari surga dan bukakan pintu menuju arah surga serta berikanlah pakaian dari surga.'
Beliau bersabda, "Maka masuklah ke alam kubur aroma semerbak dan wanginya surga lalu alam kuburnya diluaskan sejauh pandangan matanya."
Beliau melanjutkan, "Maka datanglah seorang lelaki yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan me­namakan wewangian lalu ia berkata, 'Bergembiralah dengan sesuatu yang pernah dijanjikan kepadamu. Maka si mayat bertanya kepadanya, 'Siapa kamu? Wajahmu datang membawa kebaikan.' Maka ia menjawab, 'Maka saya adalah amal shalihmu.' Maka ia berkata, 'Ya Allah, bangkitkan segera Hari Kiamat hingga aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku.'
Kemudian beliau menceritakan kematian orang kafir beliau bersabda, "Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya lalu datanglah dua malaikat dan mendudukkan­nya lalu keduanya bertanya kepadanya, 'Siapa Tuhanmu?' la menjawab, 'Ha... ha... saya tidak tahu. Lalu keduanya berlanya lagi, 'Apa agamamu?' Ia menjawab, 'Ha... ha... saya tidak tahu. Keduanya bertanya lagi, "Siapa yang diutus kepadamu menjadi nabi?' Ia menjawab, 'Ha... ha saya tidak tahu.
Maka terdengarlah suara panggilan memanggil dari alas langit, "Ia berdusta. Hamparkanlah permadani dari neraka, berikanlah pakaian dari neraka dan bukakanlah pintu menuju neraka."
Beliau bersabda, "Maka masuklah panasnya dan racunnya neraka, sehingga tulang rusuknya berantakan dan datanglah seorang lelaki yang berwajah buruk, berpakaian kumal dan berbau busuk. Lalu ia berkata, 'bergembiralah dengan nasib buruk ini yang telah dijanjikan kepadamu sebelumnya.' Si mayat bertanya, 'Siapakah dirimu? Datang berwajah buruk?. Ia menjawab 'Saya adalah amal burukmu. Maka ia berkata, 'Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau bangkitkan Hari Kiamat.'"
Ada tambahan dari hadits Jarir bahwa beliau bersabda, "Kemudian dihadirkan orang buta dan bisu yang ditangannya terdapat cemeti terbuat dari besi. Andaikata digunakan untuk memukul gunung, maka gunung itu akan menjadi debu bertebaran." 4
Begitulah wahai saudaraku, kenikmatan surga bisa sampai kepada hamba pada saat masih berada di alan kubur, dan demikian pula siksaan neraka sampai kepada hamba pada saat masih berada di alam kubur, hingga malaikat Israfil meniup sangkakala sebagai pertanda Hari Kiamat tiba.
Pasca kematian bukan tempat peristirahatan namun alam pertanggungjawaban dan tempat untuk menghisab seluruh amal perbuatan, maka sang penyair berkata:
"Jikalau kita telah mati dibiarkan maka kematian menjadi tujuan setiap yang hidup.
Tetapi tatkala kita mati pasti dibangkitkan dan ditanya tentang segala sesuatu."
Wahai Dzat pengambil nyawa dari jiwa manusia pada saat kematian, wahai Dzat Pengampun dosa, jauhkanlah kami dari siksa kubur.

Catatan Kaki:
  1. Lihat Tahdzib Syarah Thahawiyah, hal. 237.
  2. Lihat Kitab ar-Ruh, Ibnu Qayyim, hal. 76
  3. Lihat Syarah Fikih Akbar, Mullah al-Qari, hal. 209.
  4. Shahih, HR. Abu Daud, Ahmad dan Hakim dalam Mustadraknya dan beliau berkata bahwa hadits ini shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim dan dishahihkan Ibnu Qayyim dalam Tadzhibus Sunan 4/ 348-349
SIKSA KUBUR MENIMPA JASAD DAN RUH

Menurut pendapat yang shahih siksa kubur menimpa jasad dan ruh seperti yang telah ditegaskan dalam hadits-hadits berikut ini:
  1. Dari Anas bin Malik رضي الله عنه bahwa seorang lelaki atau wanita berkulit hitam, tukang sapu masjid meninggal dunia lalu dikubur pada malam hari, kemudian di­beritahukan kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم, dan beliau bersabda:
  2.  
إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ
 
"Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah Azza wa Jalla memberi cahaya pada kuburan itu dengan shalatku atas mereka." Maka beliau mendatangi kuburannya dan shalat atasnya.1
  1. Dan dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata: "Pada suatu hari ketika Saad bin Muadz dikubur maka Nabi صلي الله عليه وسلم duduk di hadapan kuburannya lalu bersabda: 'Seandainya seseorang bisa selamat dari siksa kubur atau pertanyaan di alam kubur maka Sa'ad bin Muadz pasti selamat darinya, namun dia diimpit dengan sekali impitan kemudian dilonggarkan darinya.'" 2
Menurut pendapat yang benar bahwa siksa kubur menimpa ruh dan jasad seperti yang telah ditegaskan Imam Ibnu Rajab, "Di antara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa siksa kubur menimpa jasad dan ruh adalah hadits-hadits yang menjelaskan tentang mayat yang diimpit di alam kuburnya hingga tulang rusuknya hancur berantakan. Kalau siksa kubur hanya menimpa ruh saja maka tidak hanya khusus terjadi di alam kubur saja dan tidak perlu dinisbatkan kepadanya." 3
Imam As-Subki berkata, "Kembalinya ruh ke jasad di alam kubur merupakan ketetapan (final) berdasarkan hadits shahih yang berlaku bagi semua mayat terutama bagi orang-orang yang mati syahid.” 4
Ibnu Qayyim berkata, "Jika kamu telah mengetahui beberapa pendapat yang batil, maka ketahuilah madzhab salaful ummah dan para imam sunnah (bersepakat) bahwa seorang hamba setelah mati berada dalam nikmat atau azab di alam kubur. Dan demikian itu menimpa ruh dan jasadnya. Dan setelah ruh berpisah dari badan maka ia terus berada dalam nikmat atau azab. Dan terkadang menimpa badan sehingga ia mendapat nikmat atau azab. Kemudian pada saat kiamat besar maka ruh-ruh tersebut dikembalikan ke badan lalu semuanya bangkit dari alam kubur mereka untuk menghadap Rabbul Alamin. Sedang kembalinya ruh ke jasad telah terjadi kata sepakat antara kaum muslimin, Yahudi dan Nasrani."5
Inilah yang dimaksud sabda Nabi, "Sesungguhnya nyawa orang beriman berbentuk burung yang bertengger di pohon surga hingga dikembalikan Allah ke jasadnya pada hari Allah membangkitkannya." 6
Catatan Kaki:
  1. Shahih, HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan Imam al-Haitsami dalam MajmaZawaidnya (4191) 3/ 145-146 dari Anas bin Malik
  2. Shahih diriwayatkan Imam at-Thabrani dalam al-Kabir (10827), Imam al-Haitsami dalam Majma Zawaidnya (4257) dan Silsilah Ahadits Shahihah (1695).
  3. Lihat Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur, hal. 192.
  4. Lihat Syarhus Sudur, Imam as-Suyuthi, hal. 204.
  5. Lihat Kitab ar-Ruh, Ibnu Qayyim, hal. 69
  6. Imam as-Suyuthi berkata bahwa hadits ini diriwayatkan Imam Malik, Ahmad dan Nasa'i dengan Sanad yang shahih. Imam Ibnu Katsir berkata: Hadits ini sandanya shahih (lihat Syarhus Sudur, hal. 306 dan Tafsir Ibnu Katsir tafsir surat ali Imran ayat:  169.)
Alam Kubur Sangat Gelap dan Seram

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ
 
"Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah Azza wa Jalla memberi cahaya pada kuburan itu dengan shalatku atas mereka." 1

Catatan Kaki:
  1. Telah Berlalu takhrijnya
Azab Kubur Dipukul dengan Cemeti Besi

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
 
"Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan di liang kubur dan para pengantar pulang maka ia mendengar suara terompah mereka. Datanglah dua malaikat lalu mendudukkannya kemudian bertanya, Apa komentarmu tentang Muhammad?' Adapun orang mukmin menjawab, Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.' Maka dikatakan kepadanya, 'Lihat tempat tinggalmu dari api neraka telah diganti oleh Allah dengan tempat tinggal dari surga.' Maka ia bisa melihat keduanya. Dan adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanya, Apa komentarmu tentang orang ini (Muhammad)?' Dia menjawab, 'Aku tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan orang-orang.' Maka dikatakan kepadanya, 'Kamu tidak mengerti dan tidak tahu.' Dan dia dipukul dengan gadam yang terbuat dari besi sekali pukulan. Maka ia berteriak kencang hingga didengar makhluk yang ada disekitarnya kecuali manusia dan jin!”.1 

Catatan Kaki:
  1. Shahih, HR. Bukhari
Azab Kubur dengan Diimpit Bumi

Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata, "Pada suatu hari ketika Saad bin Muadz dikubur maka Nabi صلي الله عليه وسلم duduk di hadapan kuburannya lalu bersabda, 'Seandainya seseorang bisa selamat dari siksa kubur atau pertanyaan di alam kubur maka Sa'ad bin Muadz pasti selamat darinya, namun dia diimpit dengan sekali impitan kemudian dilonggarkan darinya.” 1
Catatan Kaki:
  1. Telah berlalu Takhrij-nya
Azab Kubur dengan Dibelit Ular Berbisa

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
يُرْسَلُ عَلَي الكَافِرِ حَيَّتَانِ وَاحِدَةٌ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ وَأُخْرَي مِنْ قِبَلِ رِجْلَيْهِ تَقْرِضَانِهِ قَرْضًا كُلَّمَا فَرَغَتَا عَادَتَا إِلَي يَوْمِ القِيَامَةِ
 
"Dikirim kepada orang kafir dua ekor ular, seekor ular dari arah kepalanya dan yang lainnya dari arah kakinya yang membelitnya dengan kuat, ketika tuntas maka kembali membelitnya hingga Hari Kiamat.”1
Catatan Kaki:
  1. Hasan diriwayatkan Imam al-Haitsami dan beliau berkata: Diriwayatkan Ahmad dan sanad hadits ini hasan. No: 3/180 (4284).
Azab Kubur Dibakar dengan Api

Sebagian penghuni kubur disiksa dengan api neraka pada pagi dan petang1 seperti firman Allah:
ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَى وَأَخَاهُ هَارُونَ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُّبِينٍ. إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْماً عَالِينَ
 
"Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran Kami), dan bukti yang nyata. Kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.(QS Al-Mukminun [23]: 45-46).

Catatan Kaki:
  1. Maksud Penulis mungkin adalah firman Allah: 
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوّاً وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
 
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (QS Al-Mumin/ Ghofir [40]: 46) 


Azab Kubur untuk Orang Sombong

Di antara pemicu siksa kubur adalah sikap angkuh dan sombong, sebagaimana sabda Nabi
 صلي الله عليه وسلم:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Ketika seseorang sedang berjalan, mengenakan pakaian yang merasa bangga diri dan rambut tersisir dengan baik, tiba-tiba Allah tenggelamkan ke bumi dan dia dalam keadaan sekarat hingga Hari Kiamat."1     
Catatan Kaki:
  1. Shahih, HR. Bukhari
Azab Kubur bagi Koruptor dan Pemakan Harta Haram
Rasulullah bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنْ الْمَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا

"Dan demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sunggnya sehelai kain kecil dari harta ghanimah yang dia curi pada perang Khaibar yang diluar pembagian ghanimah akan menjadi bara api (di alam kuburnya)." 1



Catatan Kaki:

  1. Shahih, HR. Bukhari dan Muslim

Azab Kubur Bagi Orang yang Suka Ghibah atau Namimah dan Tidak Menjaga Kencing

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
 
"Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari percikan kencing dan yang kedua berjala' di muka bumi dengan namimah." Kemudian beliu mengambil pelepah kurma basah dan membelai menjadi dua lalu beliau menancapkan pada setia} kuburan satu pelepah kurma." Mereka berkata "Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan itu?" Beliau bersabda, "Mudah-mudahkan diringankan (siksa kubur) dari keduanya, selagi (pelepah kurma itu) belum kering."1
Catatan Kaki:
  1. Shahih, HR. Bukhari dan Muslim
Azab Kubur Bagi Khatib Gadungan

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
"Aku pernah mendatangi sekelompok laki-laki pada waktu Isra' mi'rajku yang lisan mereka sedang dipotong-potong dengan alat pemotong dari neraka. Aku bertanya, 'Siapakah mereka, wahai Jibril?' Beliau menjawab, 'Mereka adalah para khatib dari umatmu yang memerintahkan manusia dengan kebaikan sementara melupakan diri mereka sendiri padahal mereka membaca al-Kitab, apakah mereka tidak berfikir?'" 1
Catatan Kaki:
  1. Shahih diriwayatkan Imam al-Haitsami dalam Majma Zawaid dan beliau berkata: Hadits ini diriwayatkan Abu Ya'la dan para perawinya adalah para perawi hadits shahih. (7/279) dan lihat Shahihul Jami' no: 129.
Azab Kubur yang Menimpa Pendusta, Pezina, Pemakan Riba, Meninggalkan Shalat dan Orang yang Menelantarkan Al-Qur'an

Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:
لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي فَأَخْرَجَانِي إِلَى الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ قَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى إِنَّهُ يُدْخِلُ ذَلِكَ الْكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ قُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ أَوْ صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الْحَجَرُ فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ فَعَادَ إِلَيْهِ فَضَرَبَهُ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ يَخْرُجُوا فَإِذَا خَمَدَتْ رَجَعُوا فِيهَا وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ النَّهَرِ
قَالَ يَزِيدُ وَوَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا شَجَرَةٌ عَظِيمَةٌ وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ وَإِذَا رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ الشَّجَرَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا بِي فِي الشَّجَرَةِ وَأَدْخَلَانِي دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا فِيهَا رِجَالٌ شُيُوخٌ وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ فَأَدْخَلَانِي دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ فِيهَا شُيُوخٌ وَشَبَابٌ قُلْتُ طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ قَالَا نَعَمْ أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمْ الزُّنَاةُ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا الرِّبَا وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ النَّاسِ وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ خَازِنُ النَّارِ وَالدَّارُ الْأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ عَامَّةِ الْمُؤْمِنِينَ وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ وَأَنَا جِبْرِيلُ وَهَذَا مِيكَائِيلُ فَارْفَعْ رَأْسَكَ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا فَوْقِي مِثْلُ السَّحَابِ قَالَا ذَاكَ مَنْزِلُكَ قُلْتُ دَعَانِي أَدْخُلْ مَنْزِلِي قَالَا إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ فَلَوْ اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ
 
"Akan tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya memegang tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang disucikan, tiba-tiba aku dapati seorang yang sedang duduk dan seorang lagi sedang berdiri sementara di tangannya memegang tombak dari besi. Sebagian sahabat kami berkata, 'Dari Musa.' Tombak besi itu ditusukkan pada pojok mulut hingga tembus ke tengkuk. Kemudian ditusukkan pada pojok mulut sebelahnya seperti itu. Setelah pojok mulut pulih kembali maka disiksa lagi seperti itu.
"Aku bertanya, 'Siapakah dia itu?' Kedua orang itu berkata, 'Pergilah.' Maka kami pergi hingga bertemu dengan orang yang sedang tidur terlentang dan seorang lagi berdiri di atas kepalanya dengan memegang alat pemukul atau batu besar lalu dihantamkan ke arah kepalanya. Ketika dihantam dengan batu maka batu tersebut terpental. Maka orang itu pergi untuk mengambilnya dan tidaklah orang itu kembali melain­kan kepala tersebut rekat dan kembali seperti semula. Orang itu kembali kepadanya dan memukulnya.
"Aku bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!' Maka kami pergi hingga sampai di suatu tempat yang berlubang besar seperti dapur roti bagian atas sempit sedangkan bagian bawah lebar. Dari arah bawah ada api yang menyala. Ketika api mendekat, maka mereka terangkat hingga mereka hampir keluar dan ketika api padam mereka kembali ke tempat semula. Dan di dalamnya terdapat kaum laki-laki dan kaum perempuan dalam kondisi telanjang.
Maka aku bertanya, 'Siapakah mereka itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!" Maka kami pergi hingga kami mendatangi sebuah sungai darah, sementara ditengah sungai ada seorang lelaki yang berdiri. Dan di tepi sungai ada seorang lelaki yang di hadapanya ada batu­-batu. Ketika orang yang di tengah sungai berenang ketepi dan hendak keluar darinya maka orang tersebut melemparkan batu tepat pada mulutnya. Orang tersebut kembali ke tempat semula. Dan setiap orang tersebut ingin ke tepi dan hendak keluar maka dilempar dengan batu hingga kembali ke tempat semula.
Aku bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya berkah 'Pergilah.'Maka kami pergi hingga kami sampai di suah taman yang sangat hijau. Dan di dalamnya terdapat pohon yang sangat besar dan di bawah pohon ada orang tua dan anak-anak. Sementara ada orang laki-laki yang dekat dengan pohon di tangannya memegang api yang dia nyalakan lalu dia membawaku ke atas pohon dan memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang belum pernah aku lihat suatu rumah sebagus itu. Di dalamnu terdapat kaum laki-laki tua, para pemuda, kaum wanita dan anak-anak. Kemudian keduanya membawaku keluar darinya dan menaikkanku ke pohon dan memasukkan ku ke sebuah rumah yang lebih bagus dan lebih indah. Di dalamnya terdapat kaum lelaki tua dan para pemuda.
Aku berkata, 'Kalian berdua telah membawaku berkeliling semalam suntuk, maka kabarkan kepadaku tentang apa yang aku lihat?'Keduanya berkata, 'Ya Adapun orang yang ditusuk pojok mulutnya adalah pendusta yang berbicara kedustaan. Lalu diambil suatu kabar darinya hingga tersebar ke seluruh penjuru dunia dan dia disiksa sebagaimana yang kamu lihat hingga Hari Kiamat. Adapun orang yang dihantam kepalanya dengan batu adalah orang yang diajarkan Allah tentang Al-Qur'an lalu tidur di malam hari dan tidak mengamalkan (Al-Qur'an) di siang hari maka dia disiksa hingga Kiamat. Mereka yang kamu lihat berada di lubang besar maka mereka adalah para pezina. Dan orang yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah pemakan riba. Dan orang tua yang berada di bawah pohon adalah Nabi Ibrahim, sementara anak-anak yang berada di sekitarnya adalah anak-anak umat manusia. Dan orang yang menyalakan api adalah malaikat Malik penjaga neraka. Rumah yang kamu masuki pertama kali adalah rumah hunian kaum mukminin secara umum. Adapun rumah berikutnya adalah rumah orang-orang yang mati syahid. Dan Aku adalah Jibril sedang ini adalah Mikail. Maka angkatlah kepalamu.'
"Maka aku mengangkat kepalaku tiba-tiba ke arah atas aku melihat seperti mendung. Keduanya berkata, 'Itu adalah rumahmu.'
"Aku berkata, 'Biarkan aku masuk ke rumahku.' Kedua­nya berkata, 'Sesungguhnya kamu masih punya sisa umur yang belum kamu habiskan, jika kamu telah me­nyempurnakan umurmu, maka kamu akan memasuki rumahmu.” 1
Catatan Kaki:
  1. Shahih, HR. Bukhari
PEMICU UTAMA SIKSA KUBUR

Sebab-sebab yang memicu siksa kubur yang menimpa penghuni alam barzakh terbagi menjadi dua macam:
Pertama, sebab umum yaitu mereka disiksa karena kejahilan mereka terhadap Allah, tidak menunaikan ketaatan dan melakukan kemaksiatan. Allah tidak menyiksa ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, mengikuti perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan tidak menyiksa badan untuk selamanya selagi kondisi ruhnya demikian. Dan siksa kubur dan azab akhirat menimpa seorang hamba akibat murka dan marah Allah kepadanya. Siapa yang perbuatannya mengundang murka dan marah Nya di dunia dengan melakukan maksiat sampai mati belum sempat bertobat, maka ia mendapat siksa kubur sesuai kadar murka dan marah Allah kepadanya.
Kedua, sebab khusus sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah tentang dua orang yang disiksa di alam kuburnya: orang yang pertama disiksa karena namimah di tengah manusia dan orang yang kedua disiksa karena tidak menjaga percikan kencing. Kemudian beliau juga menyebutkan orang disiksa karena shalat tanpa bersuci, orang disiksa karena melewati orang teraniaya tapi tidak menolongnya, orang disiksa karena diberi Al-Qur'an tapi tidak shalat malam dan tidak mengamalkannya, mereka disiksa karena berzina, mereka disiksa karena memakai harta riba, mereka disiksa karena malas shalat subuh, mereka disiksa karena tidak mau membayar zakat, mereka disiksa karena menyulut api fitnah di tengah umat manusia, mereka disiksa karena sombong dan congkak, mereka disiksa karena beramal riya, dan mereka disiksa karena suka mengumpat dan menghina orang lain.1
Akan tetapi mayoritas siksa kubur diakibatkan karena tidak menjaga percikan kencing, ghibah atau namimah sebagaimana yang dijelaskan Nabi صلي الله عليه وسلم dalam sabdanya:
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
 
"Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari percikan kencing dan yang kedua berjalan di muka bumi dengan namimah”. Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah dan membelah menjadi dua lalu beliau menancapkan pada setiap kubviran satu pelepah kurma. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan itu?" Beliau bersabda, "Mudah-mudahkan diringankan (siksa kubur) dari keduanya, selagi (pelepah kurma itu) belum kering." 2
Bahkan kencing menjadi faktor utama dan dominasi siksa kubur seperti yang telah ditegaskan sebuah hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
أَكْثَرُ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْ اَلْبَوْلِ
 
"Kebanyakan azab kubur dari kencing." 3
Imam Qatadah berkata, "Sesungguhnya mayoritas siksa kubur berasal dari tiga perkara: ghibah, namimah dan kencing."4
Sebagian ulama menyingkap alasan, kenapa mayoritas siksa kubur disebabkan percikan kencing, namimah atau ghibah. Karena kuburan adalah rintangan pertama kali akhirat dan di dalamnya terdapat berbagai macam kejadian sebagai rentetan peristiwa yang akan terjadi setelah Hari Kiamat, baik berupa siksa atau pahala.
Sedangkan maksiat yang dilakukan seorang hamba ada dua macam, yakni maksiat yang terkait dengan hak Allah dan maksiat yang terkait dengan hak hamba.
Sementara hak Allah yang pertama kali dihisab adalah shalat dan hak hamba yang pertama dihisab adalah darah.
Adapun di alam Barzakh diputuskan pembuka dan pemicu utamanya, sementara pembuka shalat adalah bersuci dari hadats dan najis sedangkan pembuka pertumpahan darah adalah namimah dan ghibah. Dan keduanya merupakan dosa paling mudah terjadi, sehingga awal perhitungan dan siksaan di alam Barzakh dimulai dengan kencing dan namimah atau ghibah.5

Catatan Kaki:
  1. Lihat al-lrsyad lla Shahihal-lqtiqad, Syaikh Shalih al-Fauzan, hl. 321-322.
  2. Telah berlalu takhrij-nya.
  3. Shahih, HR. Ahmad dan Ibnu Majah serta dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Irwaul Ghalil (280).
  4. Lihat Syarhus Sudur, Imam as-Suyuthi, hal.162.
  5. Lihat Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur, hal.142-143.
HIKMAH AZAB KUBUR TIDAK DIDENGAR MANUSIA

Para ulama sepakat bahwa azab kubur bisa di­dengar oleh semua makhluk yang berada di sekitar kuburan kecuali manusia dan bangsa jin sebagaimana sabda Nabi:
وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ

"Dan adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanya: 'Apa komentarmu tentang orang ini (Muhammad)?' Dia menjawab: 'Aku tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan orang-orang. Maka dikatakan kepadanya: 'Kamu tidak mengerti dan tidak tahu!. 'Dan dia dipukul dengan gadam yang terbau dari besi sekali pukulan. Maka ia berteriak kencang hingga didengar makhluk yang ada di sekitarnya kecual manusia dan jin". 1
Adapun hikmahnya sebagaimana yang dijelaskai Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin2 sebaga berikut:
  1. Karena Rasulullah bersabda: "Kalau bukan karena kalian saling mengubur orang yang mati maka aku akan berdoa kepada Allah agar kalian dapat mendengar siksa kubur." 3
  2. Dalam rangka untuk menutup aib si mayyit.
  3. Tidak membuat gundah keluarga yang masih hidup, karena bila keluarga yang masih hidup mengetahui bahwa mayyit disiksa, pasti hidupnya akan gelisah dan tidak merasa tentram.
  4. Tidak memalukan keluarga yang masih hidup karena pasti akan berbicara "inilah nasib anakmu' "inilah nasib orang tuamu" dan "inilah nasib saudaramu" dan seterusnya.
  5. Bisa saja orang mendengar akan binasa karena bukan hanya sekedar teriakan, bahkan jeritan kencang yang membuat jantung pecah, sehingga orang yang mendengar bisa pingsan atau mati.
  6. Jika manusia bisa mendengar siksa kubur maka beriman terhadap siksa kubur merupakan perkara indrawi bukan lagi perkara ghaib, sehingga nilai ujian akan hilang. Karena manusia akan dengan mudah beriman dengan siksa kubur karena dia bisa menyaksikan dengan alat indranya. Tetapi bila siksa kubur perkara ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan berita wahyu maka hikmah beriman dengan perkara ghaib menjadi suatu yang nampak nyata.
Catatan Kaki:
  1. Shahih, HR. Bukhari
  2. Lihat Majmu Fatawa Syaikh Utsaimin, 8/ 482-483.
  3. Shahih, HR. Muslim

MANAQIB SYEIKH ABDUL QADIR AL JAILANI

 

Manaqib Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani









 MANAQIB SYEIKH ABDUL QADIR AL JAILANI
TAWASSUL
A’uu-dzu Billahi minasy syai-thaa-nir rajiim
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
Ilaa Hadl-ratin Nabiyyil Mush-thafaa Sayyidinaa Muhammadin Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallama Wa ‘Alaa Aa-lihii Wa Ash-haa-bihii Wa Azwaa-jihii Wa Aulaa-dihii Wa Dzurriyatihii Wa Ahli Baitihii Ajma’iin.
Kepada Nabi yang terpilih, junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, istri-istrinya, putra-putranya dan keturunannya serta ahli keluarganya semua.
Tsumma Ilaa  Arwaa-hi ikh-waa-nihii Minal Ambiyaa”i Wal Mursaliin. Wal Auliyaa”i Wasy Syuhadaa”i Wash Shaa-lihiin. Wal ‘Ulamaa”il ‘Aa-milii-na Wa Ilaa Jamii’il Malaa”ikatil Muqarrabiin.
Dan kepada para handai taulannya dari para nabi, para rasul, para wali, para syuhada’, orang-orang sholeh, para ulama’ yang mengamalkan ilmunya, dan para malaikat yang selalu dekat kepada Allah.
Tsumma Ilaa Ruu-hi Sayyidinal Imaam, Al Quth-bir Rabbaa-nii Wal Ghau-tsish Shamadaa-ni Sul-thaa-nil Auliyaa”i Sayyidinasy Syai-khi ’Abdil Qaa-dir Al Jailaa-nii Qaddasallahu Sirrahuu Wa Azwaa-jihii Wa Aulaa-dihii Wa Dzurriyyatihii Wa Ahli Baitihii.
Kemudian kepada ruhnya pemimpin kami, rajanya para wali, wali quthub, penolong segala hajat, pembesarnya para wali yang cemerlang Syeikh Abdul Qadir Al Jailani. Semoga Allah mensucikan rahasianya juga istri-istrinya, putra-putranya, cucu-cucunya, dan ahli keluarganya.
Tsumma Ilaa Ruu-hi Sayyidinal Imaam, Hujjatil Islaam, Asy Syai-khi Abii Haa-mid bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazaa-li
Kemudian kepada ruh junjungan kami, pemimpin kami bukti kebenaran Islam Syeikh Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.
Wa Ilaa Ruu-hil Quth-bisy Syai-khi Muhammad Kholiil Al Bankalaa-nii
Kemudian kepada ruhnya, wali quthub, Syeikh Kholil Bangkalan,
Wa Ilaa Ruu-hi Asy Syai-khi Mukh-taar Syafaa’at Banyuwangi
Kemudian kepada ruhnya Syeikh Mukhtar Syafa’at Banyuwangi
Wa Hadl-ratisy Syai-khi Gus ‘Aa-rifiin bin ‘Alii bin Hasan U-shuu-lihim Wa Furuu’ihim
Kemudian kepada Syeikh Gus Arifin bin Ali bin Hasan dengan semua nasab keturunannya
Tsumma Ilaa Jamii”i Arwaa-hi Aa-baa”inaa Wa Ummahaa-tinaa Wa Ajdaa-dinaa Wa  Jaddaa-tinaa Wa Ikh-waa-ninaa Wa A-khawaa-tinaa, Wa Jamii”i Ustaa-dzina Wa Asaa-tii-dzi Ustaa-dzinaa Wa Jamii”i Ma-syaa-yi-khinaa Wa Ma-syaa-yi-khi Ma-syaa-yi-khinaa Wa Jamii”i Man Lahuu Haqqun ‘Alainaa Wa Kaaffatil Muslimii-na Wal Muslimaa-ti Wal Mu’minii-na Wal Mu’minaat
Kemudian kepada para bapak ibu kami, kakek nenek kami, handai taulan kami, para ustadz kami, ustadznya para ustadz kami, para guru kami, gurunya guru kami, semua orang yang ada hak kepada kami, seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat
Yaa Rahmaa-nu Yaa Rahii-mu Yaa Hayyu Yaa Qayyuu-mu Yaa Dzal Jalaa-li Wal Ik-raam. Yaa Wahhaa-bu Yaa Kariim. Yaa Jawwaa-du Yaa Hannaa-nu Yaa Mannaa-nu Yaa Bur-haa-nu Yaa Sul-thaan.
Wahai Yang Maha Pengasih, Wahai Yang Maha Penyayang, Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Kokoh, Wahai Yang Maha Memiliki Ke-Agungan dan Kemuliaan, Wahai Yang Maha Pemberi, Wahai Yang Maha Pemurah, Wahai Yang Maha Dermawan, Wahai Yang Maha Mengasihi, Wahai Yang Maha Banyak Memberikan Karunia, Wahai Yang Maha Raja,
Yaa Fardu Yaa Sanadu Yaa Wit-ru Yaa Sattaa-ral ‘Uyuub. Yaa Qadii-mal Ihsaan. Yaa Dzal ‘Ar-syl Majiid. Yaa Fa’-‘aa-lu Limaa Yuriid. Yaa Dzal Fadl-lil ‘A-dhiim. Yaa Jalaa-lu Yaa Jamaa-lu Yaa Kamaal. Yaa Badii’as Samaa-waa-ti Wal Ar-dl.
Wahai Yang Maha Tunggal, Wahai Tempat Bersandar, Wahai Yang Ganjil, Wahai Yang Menutupi keburukan, Wahai Yang sejak dahulu memiliki kelebihan, Wahai Pemilik Arsy Yang Mulia, Wahai Yang Maha Melakukan Apa Yang Dia Kehendaki, Wahai Yang Memiliki Karunia Yang Agung, Wahai Yang Maha Nyata Kemuliaannya, Wahai Yang Maha Indah, Wahai Yang Maha Sempurna, Wahai Pencipta langit dan bumi,
Yaa Dzath Thauli Yaa Mujiib. Yaa Kaa-fii Yaa Mugh-nii. Yaa Fattaa-hu Yaa Razzaaq. Fii Luth-fiw Wa ‘Aa-fiyatiw Wa Salaa-mah.
Wahai Yang Mempunyai Kekuasaan yang Tidak Terbatas, Wahai Maha Penerima, Wahai Yang Maha Mencukupi, Wahai Maha Pemberi Kekayaan, Wahai Yang Maha Membuka, Wahai Yang Maha Memberi Rezeqi di dalam kelembutan, kesehatan dan keselamatan.
Wa Bi Tamaa-mi Kulli Suu-liw Wa Ma”muu-liw Wa Ilaa Hadl-ratin Nabiyyil Ak-raam Sayyidinaa Muhammadin Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Al Faa-tihah .........
Dan dengan kesempurnaan pada setiap permintaan. Kepada kehadirat Nabi yang paling mulia, junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Al Fatihah.
KEMUDIAN MEMBACA :
Surat Al Ikhlash 7x, surat Al Falaq 7x, surat An Naas 7x.
SETELAH ITU MEMBACA MANAQIB SYEIKH ABDUL QADIR AL JAILANI SEBAGAIMANA BERIKUT INI :
...................000000000...................










  

YAA RABBI SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIN
ASY-RAFI BARIYYAH. YAA HUU YAA ALLAH
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa sayyidas saa-daa-ti ‘Abdal Qaa-diri. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk. Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai pemimpin para wali Syeikh Abdul Qadir. Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa syai-kha Muh-yiddii-ni ‘Abdal Qaa-diri. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk. Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir. Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa syai-kha maulaa-naa dzal karaa-mati. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk. Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai Syeikh baginda kami yang memiliki kemuliaan. Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa Makh-duu-ma Muh-yiddii-ni. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai tuan “Muhyiddin” (Syeikh Abdul Qadir Al Jailani). Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa sul-thaa-nal auliyaa”il hadl-rati. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai rajanya para wali yang terhormat. Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa darwii-syu Muh-yiddii-ni. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai orang yang ahli zuhud (ialah) Syeikh Abdul Qadir. Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa khawaa-jata Muh-yiddii-ni. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai pemimpin wahai Syeikh Muhyiddin (Abdul Qadir Al Jailani). Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa syai-khats tsaqalaini a-ghits-nii. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai maha guru dari segala kebijaksanaan mohonkanlah aku pertolongan. Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa ‘Ubaidallaha a-ghits-nii. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai hamba Allah yang banyak beribadah mohonkanlah aku pertolongan. Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa syai-kha qa-dlaa”i hawaa”iji. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai syeikh perantara terkabulnya segala hajat.  Yaa Huu Yaa Allah.
Yaa Rabbi shalli ‘alaa Muhammadin asy-rafil bariyyah. Yaa Huu Yaa Allah
Yaa syai-kha quth-bi imaa-mi zamaa-nihii. Yaa Huu Yaa Allah
Ya Tuhanku curahkan kesejahteraan kepada nabi Muhammad (dialah) sebaik-baik makhluk.  Yaa Huu Yaa Allah.
Wahai syeikh wali quthub diantara para imam pada zaman itu. Yaa Huu Yaa Allah.
Na-dharta bi’ainil fik-ri fii haa-ni. Yaa Huu Yaa Allah
Tajallaa lil quluu-bi fahinnatii. Yaa Huu Yaa Allah
Kau memandang dengan pandangan mata tafakkur di kedai minuman. Yaa Huu Yaa Allah.
Sehingga kegilaan hati akan nampak. Yaa Huu Yaa Allah.
Saqaa-nii bika”sim mim madaa-mati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa minas saa-qii min khimaa-rii wa sak-ratii. Yaa Huu Yaa Allah
Bagai menuangkan segelas arak memabukkan. Yaa Huu Yaa Allah.
Oleh seorang pelayan minuman, yang membuat pusing dan mabuk kepayang. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa yunaa-dii fii kulli waqtiw wa hii-nin. Yaa Huu Yaa Allah
Wa yar’aa-nii bi’ainil mawaddati. Yaa Huu Yaa Allah
Sehingga hatipun bermurah hati disetiap waktu dan keadaan. Yaa Huu Yaa Allah.
Dan menjagaku dengan pandangan mata kasih sayang. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa sirrullahi saa-ra bi khalqihii. Yaa Huu Yaa Allah
Wa in arad-ta mawaddatii. Yaa Huu Yaa Allah
Rahasia Allah tersirat pada semua makhluk-Nya. Yaa Huu Yaa Allah.
Apabila kau berkehendak pada kasih sayangku. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa in qulta kun fayakuu-nu. Yaa Huu Yaa Allah
Bi Amrillahi fahkum bi qud-ratii. Yaa Huu Yaa Allah
Engkau (Allah) cukup mengucapkan “Jadilah” maka terjadilah. Yaa Huu Yaa Allah.
Semua itu terjadi semata-mata karena kekuasaan dan urusan Allah. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa thaa-bat lil akwaa-nu jaa-lisun. Yaa Huu Yaa Allah
Fa-shirtu lahaa ahlam bitash-hii-hi niyyatii. Yaa Huu Yaa Allah
Menjadikan lunak di setiap keadaan, buatlah seorang yang bersimpuh. Yaa Huu Yaa Allah.
Dihadapannya membuatku dengan kebersihan niat dan jiwaku. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa min shahii-hi riwaa-yati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa binaa ta”wii lahuu kullu ummati. Yaa Huu Yaa Allah
Dan sebagian dari kebenaran fatwanya. Yaa Huu Yaa Allah.
Supaya kita selalu menyayangi umat. Yaa Huu Yaa Allah.
Syahaa-datul Jalaa-li bi nadh-rati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa syahaa-datu maa fauqas samaa-waa-ti. Yaa Huu Yaa Allah
Kesaksian Yang Maha Agung dengan pandangan rahmat-Nya. Yaa Huu Yaa Allah.
Serta kesaksian semua (apa) yang di langit. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa qaa-ba qausainil ahibbati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa arqaa saa”irin fil mahabbati. Yaa Huu Yaa Allah
Maka dekatlah jarak dua busur panah kecintaan. Yaa Huu Yaa Allah.
Menjadi naik semua sisi-sisi kecintaannya. Yaa Huu Yaa Allah.
Wajuu-dikas sirri fil haqii-qati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa martabatin ‘alaa kulli haqqir rutbati. Yaa Huu Yaa Allah
Keagungan-Mu yang rahasia tenggelam di lautan hakikat-Mu. Yaa Huu Yaa Allah.
Ketinggian tingkatan-Mu diantara semua tingkatan. Yaa Huu Yaa Allah.
Wal wash-li fii haa-ni hadl-rati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa hanii”am bisy syiraa-bi wa ru”yati. Yaa Huu Yaa Allah
Bagai menyambung kehadiratmu di kedai minuman. Yaa Huu Yaa Allah.
Yang merasakan kelezatan dengan minuman dan impian akan perjumpaan dengan-Mu. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa aq-thaa-bil wujuu-di haqii-qati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa saa”iri aq-thaa-bi ‘izziw wa hurmati. Yaa Huu Yaa Allah
Dan porosnya segala yang ada di dunia ini dari perbendaraan hakikat-Nya. Yaa Huu Yaa Allah.
Serta poros dari keagungan dan kemuliaan. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa natawassalu fii kulliw wa syiddati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa a-ghits-nii fil asy-yaa”i bihimmati. Yaa Huu Yaa Allah
Aku berperantara kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani semua permasalahan dan yang terberat sekalipun. Yaa Huu Yaa Allah.
Memohonkan pertolongan dalam semua urusan-urusanku termasuk keinginanku. Yaa Huu Yaa Allah.
Wa fii raa-hati ‘aurati. Yaa Huu Yaa Allah
Wa bihaa jam’an ‘alaa thuu-li lam-hati. Yaa Huu Yaa Allah
Juga mohon kebahagiaan dan pemeliharaan. Yaa Huu Yaa Allah.
Karena dengan itu semua akan puas lamanya mata memandang. Yaa Huu Yaa Allah.
Fabikauni ‘Abdil Qaa-diri walii. Yaa Huu Yaa Allah
Wa dawaa-mil ‘izzi wa rif’ati. Yaa Huu Yaa Allah
Dengan keberkahan dan kekeramatan Syeikh Abdul Qadir seorang wali. Yaa Huu Yaa Allah.
Semoga selalu tercurahkan keagungan dan keluhuran. Yaa Huu Yaa Allah.
Sub-haa-na Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘ammaa ya-shifuu-na wa salaa-mun ‘alal mursalii-na wal Hamdulillahi Rabbil ‘aa-laimiin. Aa-miin.
Maha Suci Tuhanmu (Allah) Tuhan segala keperkasaan, Tuhan yang bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir, semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Semoga Allah mengabulkan.
...................000000000...................
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
 lagi Maha Penyayang.
SALAA-MULLAHI YAA SAA-DAAT
Salaa-mullahi Yaa Saa-dat
Ma’ar ridl-waa-ni Yagh-syaa-kum
Keselamatan dan keridhaan Allah semoga tercurah kepadamu Wahai wali-wali Allah.
‘Ibaa-dallahi Ji”naa-kum
Qa-shadnaa-kum Thalabnaa-kum
Wahai Wali-wali Allah kami datang dengan maksud mencari keberkahan darimu
Tu’ii-nuu-naa Tu-ghii-tsuu-naa
Bihimmatikum Wa jadwaa-kum
Tolong dan mohonkan kami dengan keinginan & kemurahanmu
Fa-ah-buu-naa Wa A’thuu-naa
‘A-thaa-yaa-kum  Hadaa-yaa-kum
Maka cintai dan berikan kami dengan pemberian & hidayahmu
Falaa-khayyabtumuu Dhannii
Fa-haa-syaa-kum Wa Haa-syaa-kum
Janganlah kau robek keyakinan kami, maka terkepung semuanya kepadamu
Sa’idnaa Idz Aa-tainaa-kum
Wa Fuznaa-hiina Zurnaa-kum
Betapa bahagianya kami ketika datang kepadamu, alangkah beruntung kami dapat mengunjungimu
Faquu-muu Wasy-fa’uu fii-naa
Ilar Rahmaa-ni Maulaa-kum
Maka bangkitlah (wahai Wali Allah) mintakan syafa’at untuk kami kepada Tuhanmu Yang Maha Pengasih
‘Asaa Nuh-dhaa ‘Asaa Nu’thaa
Mazaa-yaa mim Mazaa-yaa-kum
Semoga kami memperoleh dan mendapatkan keistimewaan dari keistimewaanmu
‘Asaa Nadh-rah ‘Asaa Rahmah
Tagh-syaa-naa Wa tagh-syaa-kum
Semoga pandangan kasih sayang & rahmat selalu tercurah pada kami & kalian
Salaa-mullahi Hayyaa-kum
Wa ‘Ainullahi Tar’aa-kum
Keselamatan dari Allah selalu menghidupimu & pandangan Allah mengawasimu
Wa Shallallahu Maulaa-naa
Wa Sallam Maa Aa-tainaa-kum
Semoga Allah mencurahkan kesejahteraan & keselamatan pada pemimpin kami atas kedatangan kami ini
‘Alal Mukh-taa-ri Syaa-fi’inaa
Wa Munqi-dzinaa Wa Iyyaa-kum
Kepada manusia terpilih pemberi syafaat kami & juru penyelamat kami, pula tercurahkan kepadamu
Sub-haa-na Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘ammaa ya-shifuu-na wa salaa-mun ‘alal mursalii-na wal Hamdulillahi Rabbil ‘aa-laimiin.
Maha Suci Tuhanmu (Allah) Tuhan segala keperkasaan, Tuhan yang bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir, semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
...................000000000...................






Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
‘ALAL KAA-FII SHALAA-TULLAH
‘Alal kaa-fii shalaa-tullah
‘Alasy syaa-fii salaa-mullah
Semoga rahmat Allah atas nabi-Nya yang penurut. Semoga salam Allah atas nabi-Nya yang menyembuhkan penyakit.
Bi Muh-yiddii-ni khallish-naa
Minal balwaa”i Yaa Allah
Dengan berperantara kepada Syeikh Abdul Qadir selamatkan kami dari bala’.
‘Ibaa-dallah rijaa-lallah
A-ghii-tsuu-naa li aj-lillah
Wahai hamba-hamba Allah, wahai wali-wali Allah, tolonglah kami karena Allah.
Wa kuu-nuu ‘aunanaa lillah
‘Asaa nah-dhaa bi fadl-lillah
Bantulah kami karena Allah, semoga tercapai hajat kami, karena anugerah Allah.
Wa yaa aq-thaab wa yaa anjaab
Wa yaa saa-daat wa yaa ahbaab
Wahai wali-wali quthub, wahai wali-wali dermawan, wahai para pemimpin dan para habaib.
Wa antum yaa ulil al-baab
Ta’aa-lau wan-shuruu lillah
Wahai wali yang memiliki akal sempurna, engkaulah penolong, penyantun, datanglah kemari, tolonglah karena Allah.
Sa”alnaa-kum sa”alnaa-kum
Wa liz zulfaa rajaunaa-kum
Dengan perantaraan engkau kami memohon, dengan perantaraan engkau kami memohon dengan mengharapkan do’amu, kami dekat dengan Allah.
Wa fii amrin qa-shadnaa-kum
Fa-syudduu ‘azmakum lillah
Dengan bermaksud perantaraan engkau, untuk tercapainya urusan kami kokohkanlah tujuan kami karena Allah.
Fayaa Rabbii bi saa-daa-tii
Tahaqqaq lii i-syaa-ratii
Wahai Tuhan kami dengan perantaraan tuan-tuan yang menjadi wali, kuatkanlah petunjukmu kepada kami.
‘Asaa ta”tii bi syaa-ratii
Wa yash-fuu waqtunaa lillah
Semoga lekas datang kebahagiaan kami, semoga waktu kami bersih murni untuk ibadah karena Allah.
Bi kasy-fil hujbi ‘an ‘ainii
Wa raf’il baini mim baini
Dengan terbukanya tirani penutup mata kami, dan hilangnya penghalang antara kami dan Allah.
Wa thamsil kaifi wal aini
Bi nuu-ri waj-hi Yaa Allah
Dan terhapusnya keraguan, bagaimana Allah dan dimana Allah, dengan cahaya dzat Engkau Ya Allah.
Shalaa-tullahi maulaa-naa
‘Alaa mam bil hudaa jaa-naa
Wahai Tuhan kami, semoga kesejahteraan Allah dilimpahkan kepada orang yang datang dengan membawa petunjuk kepada kami.
Wa mam bil haqqi aulaa-naa
Syafii’il khalqi ‘indallah
Yaitu Nabi Muhammad yang membawa kebenaran pada kami, pemberi syafa’at semua makhluk disisi Allah.
Sub-haa-na Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘ammaa ya-shifuu-na wa salaa-mun ‘alal mursalii-na wal Hamdulillahi Rabbil ‘aa-laimiin. Aa-miin.
Maha Suci Tuhanmu (Allah) Tuhan segala keperkasaan, Tuhan yang bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir, semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Semoga Allah mengabulkan.
...................000000000...................
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
YAA AR-HAMAR RAA-HIMIIN
Yaa Ar-hamar Raa-himiin / Yaa Ar-hamar Raa-himiin
Yaa Ar-hamar Raa-himiin / Farrij ‘alal muslimiin
Wahai Dzat Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.
Wahai Dzat Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih, Engkau longgarkan hati kaum muslimin.
Yaa Rabbanaa Yaa Kariim / Yaa Rabbanaa Yaa Rahiim
Antal Jawaa-dul Haliim / Wa Anta ni’mal mu’iin
Wahai Tuhan kami Yang Maha Pemurah, Wahai Tuhan kami Yang Maha Pengasih.
Engkaulah Maha Dermawan lagi Maha Penyantun, dan Engkau pula sebaik-baik Maha Penolong.
Wa laisa narjuu siwaak / Fad-rik ilaa-hi daraak
Qab-lal fanaa wal halaak / Ya’ummu dun-yaa wa diin
Ya Tuhanku tiada yang kuharapkan dari-Mu melainkan tercapainya cita-cita keinginan kami.
Sebelum agama dan dunia ini mengalami kehancuran dan kebinasaan.
Wa maa lanaa Rabbunaa / Siwaa-ka Yaa Hasbanaa
Yaa Dzal ‘Ulaa wal Ghinaa / Wa Yaa Qawii Yaa Matiin
Tiada bagi kami Tuhan yang mencukupi hanyalah Engkau. Wahai Tuhan kami yang memiliki keluhuran dan kekayaan. Wahai Dzat Yang Maha Kuat dan Maha Kokoh.
Nas”aluk wa ilaa yuqiim / Wal ‘ad-la kai nastaqiim
‘Alaa hudaa-kal qawiim / Wa laa nu-thii’ul la’iin
Aku memohon kepada-Mu akan tegaknya keadilan supaya kehidupan kami di jalan yang benar.
Atas petunjuk-Mu yang lurus dan bukan menjadi orang-orang terlaknat.
Yaa Rabbanaa Yaa Mujiib / Antas Samii’ul Qariib
Dlaa-qal wasii’ur rahiib / Fan-dhur ilal mu”miniin
Wahai Tuhan kami yang selalu mengabulkan. Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat.
Di kala sempitnya keluasan dan kelonggaran menimpa, maka pandanglah orang-orang mukmin dengan Rahmat-Mu.
Nadh-rah tuzii-lul ‘annaa / ‘Annaa wa tud-nil munaa
Minnaa wa kullal hanaa / Nu’thaa-hu fii kulli hiin
Suatu pandangan yang menghilangkan rasa keluhan kami mendekatkan keinginan-keinginan kami.
Menghilangkan pula dari kami keturunan yang rendah yang selalu kuminta di setiap kesempatan.
As”aluk bijaa-hil juduud / Wa ilaa yuqii-mul huduud
Fii-naa wa yakfil hasuud / Wa yadfa’udh dhaa-limiin
Kami bermohon kepada-Mu dengan keberkahan dan keagungan para nenek moyang kami, agar tegaknya peraturan-peraturan dalam kehidupan kami.
Tercegah dari sifat iri, tertolak dari golongan orang-orang dhalim.
Yuzii-lu lil munkaraat / Yuqii-mu lish shalawaat
Ya”muru bish shaa-lihaat / Muhibbul lish shaa-lihiin
Disirnakan semua kemunkaran, ditegakkan kewajiban shalat.
Dianjurkan segala amal shaleh, cinta kepada orang-orang shaleh.
Yuzii-hu kullal haraam / Yaq-haru kullath tha-ghaam
Ya’dilu bainal anaam / Wa yu”minul khaa”ifiin
Setiap yang haram disingkirkan, setiap yang menjijikkan ditundukkan.
Berkeadilan sesama makhluk, diamankan orang-orang ketakutan.
Rabbis qinaa ghai-tsa ‘aam / Naa-fi’ mubaa-rak dawaam
Yaduu-mu fii kulli ‘aam / ‘Alaa mamarris siniin
Ya Tuhanku turunkanlah pertolongan-Mu agar di tahun ini hidup kami mendapatkan kemanfaatan dan keberkahan yang abadi.
Abadilah di setiap masa yang selalu silih berganti.
Rabbih-yinaa syaa-kiriin / Wa tawaffanaa muslimiin
Nub’a-tsu minal aa-miniin / Fii zumratis saa-biqiin
Ya Tuhan kami, jadikan hidup kami pandai bersyukur, akhirilah kami dalam keadaan Islam.
Bangkitlah kami di hari kiamat nanti dalam keadaan aman sentosa bersama golongan orang terdahulu yang shaleh-shaleh.
Bijaa-hi Thaa-har rasuul / Jud Rabbanaa bil qabuul
Wa hab-lanaa kulla suul / Rabbis tajib lii aa-miin
Dengan keagungan seorang utusan yaitu Thaha anugerahkan kami dengan terkabulnya do’a kami.
Ya Tuhan kami, terimalah setiap tawassul kami, kabulkan do’a kami
‘A-thaa-ka Rabbii jaziil / Wa kullu fi’lik jamiil
Wa fiik amalnaa thawiil / Fajud ‘alath thaa-mi’iin
Ya Tuhan pemberian-Mu pada kami berlimpah-limpah dan keindahan di setiap ciptaan-Mu.
Angan-angan kami yang panjang, maka jadikanlah kami semata-mata mencari ridha-Mu.
Yaa Rabbi dlaa-qal hinaaq / Min fi’li maa laa yu-thaaq
Famnun bifakkil ghalaak / Limam bi-dzambih rahiin
Ya Tuhan kami, kehidupan dengan penindasan dari semua pekerjaan yang tak tertahankan ini.
Anugerahkan kami dengan lepasnya semua kebangkrutan oleh orang yang menggadaikan dosa-dosanya.
Wagh-fir likullidz dzunuub / Wastur likullil ‘uyuub
Wak-syif likullil kuruub / Wak-fii a-dzal mu”miniin
Ampuni segala dosa, tutupi segala aib. Hapuskanlah segala kesedihan, hindarkan penderitaan orang mukmin.
Wakh-tim bi ihsan khitaam / I-dzaa danal in-shiraam
Wa haa-na hii-nal himaam / Wa zaa-da rasy-hul jabiin
Akhirilah hidup kami dengan akhir yang baik, di kala nafas terakhir.
Di saat ajal merenggut nyawa dan di saat dahi bercucuran air keringat.
Tsummash shalaah was salaam / ‘Alaa syafii’il aa-naam
Wal aa-li ni’mal kiraam / Wash shah-bi wat tabi’iin
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi pemberi syafa’at semesta alam.
Tercurahkan pula kepada keluarganya sebaik-baik dermawan, para sahabat dan pengikut-pengikutnya.
Sub-haa-na Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘ammaa ya-shifuu-na wa salaa-mun ‘alal mursalii-na wal Hamdulillahi Rabbil ‘aa-laimiin.
Maha Suci Tuhanmu (Allah) Tuhan segala keperkasaan, Tuhan yang bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir, semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
...................000000000...................







 Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
YAA SYAIKH ‘ABDIL QAA-DIR
Yaa Syaikh ‘Abdil Qaa-dir sul-thaan waliyyillah / Quth-bu haa-dzaz zamaan imaa-mil auliyaa”
Wahai Syeikh Abdul Qadir raja dan imam para wali, quthub jagad masa kini.
Yaa La-thii-fu lam tazal Yaa Rabbanaa / Ul-thuf binaa fii-maa nazal Yaa Rabbanaa
Ya Tuhan kami yang selalu sayang kepada hambanya, lindungilah kami dari apa yang telah Engkau turunkan.
Innaka la-thii-ful lam tazal Yaa Allah / Ul-thuf binaa wal muslimiin
Sesungguhnya Engkau selalu ramah Ya Allah, sayangilah kami dan semua kaum muslimin.
Mim ma-dliyyiw wa ghaa-biri / Kasy Syai-khi ‘Abdil Qaa-diri
Dari golongan salaf dan terdahulu seperti Syeikh Abdul Qadir.
Man khush-sha bis saraa”iri / Bainal ‘ibaa-dish shaa-lihiin
Dan golongan khowas dengan ilmu-ilmu rahasia diantara hambanya yang shaleh.
Tsummal faqii-hi jaddinaa / Wal ‘Aidaruu-si fakh-rinaa
Kemudian kakek kita Al Faqihil Muqaddam Muhammad Bin Ali Ba’alawi.
Dua golongan Al Idrus sebagai wali kebanggaan kita.
Wa saa”iri aslaa-finaa / Nas-lil Hasani wal Husain
Serta seluruh ulama salaf yang ada darah nasab (keturunan) dengan Sayyidina Hasan dan Husein.
Wal kullu min ahlir ra-syaa-di / War raa-syi-dii-na lil ‘ibaa-di
Kesemuanya itu ialah para tuntunan yang membimbing para hamba Allah.
Fii kulli qar-yatiw wa bilaa-di / Musaa-firii-na wa qaa-ni-thiin
Di pelosok desa dan kota baik yang muqim atau musafir.
‘Ajjil bi raf’i maa tarak / Innaka la-thii-ful lam tazal
Ya Allah segeralah Engkau terima apa yang mereka tinggalkan. Sesungguhnya Engkau selalu Maha Lembut.
Min ghairika ‘Azza Wa Jall / Wal laa-thifu lil ‘aa-lamiin
Supaya kami tidak menyembah selain Engkau karena Engkaulah Tuhan Maha Agung lagi Maha Mulia. Yang Maha Ramah untuk semua makhluk di alam semesta ini.
...................000000000...................
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
SYAI LILLAH
Yaa Maulaa-naa (Syai Lillah 3x) / Yaa Syaikh ‘Abdil Qaa-dir (Syai Lillah 3x)
Wahai pemimpin kami Syailillah. Wahai Syeikh Abdul Qadir Syailillah.
Fil Madii-nah qad ha-dlarnaa / Majma’il qaumil kiraam
Kami telah tiba di kota Madinah. Diperkumpulan kaum terhormat.
Naa-la kullum maa tamannaa / Inda haa-tii-kal khiyaam
Sehingga keinginan telah tercapai semua. Pada saat diperkemahan itu.
Wa balagh-naa maa thalabnaa / Mim ma-thaa-lib wa maraam
Sampailah apa yang selama ini kami cari. Diantara semua cita-cita dan tujuan kami.
Wajtama’naa wat ta-shalnaa / ‘Inda sayyidnal imaam
Kami berkumpul untuk menyumbang diri. Kehadirat junjungan kami seorang imam.
Rabbi faj’al mujtama’naa / Ghaa-yatuhuu husnul khitaam
Ya Tuhan kami, jadikanlah pertemuan ini di penghujung akhir hayat nanti dalam keadaan akhir yang baik.
Wa’thinaa maa qad sa”alnaa / Min ‘a-thaa-yakal jisaam
Berilah apa yang kami minta diantara semua pemberianmu yang besar itu.
Wak-rimil arwaa-ha minnaa / Biliqaa khairil anaam
Muliakanlah jiwa kami dengan bertemu nabi sebaik-baik manusia.
Wab-li-ghil mukh-taa-ru ‘annaa / Min shalaa-tiw wa salaam
Sampaikanlah shalawat dan salam kami kepada manusia yang terpilih (Nabi Muhammad SAW).
...................000000000...................
DO’A MANAQIB SYEIKH ABDUL QADIR
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
Al Hamdulillahi Rabbil ‘aa-lamiin. Hamdan naa’imiin. Wa hamdasy syaa-kiriin.
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam, dengan pujian orang-orang yang memperoleh nikmat dan pujian orang-orang yang bersyukur,
Allahumma hamday yuwaa-fii ni’amahuu wa yukaa-fi”u mazii-dah.
Ya Allah, dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-Nya dan memadai dengan penambahan nikmat-Nya.
Yaa Rabbanaa lakal hamdu kamaa yamba-ghii li Jalaa-li waj-hikal karii-mi wa ‘a-dhii-mi sul-thaa-nik.
Wahai Tuhan kami kepunyaan-Mu segala puji sebagaimana pujian itu patut terhadap kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kerajaan-Mu.
Allahumma wa kamaa ah-dlartanaa khatma kitaa-bikal la-dzii a’rabta fii-hi ‘an syaraa”i’i ahkaa-mika wa wah-yik.
Ya Allah sebagaimana Engkau datangkan kepada kami kitab-Mu pamungkas (Al Qur’an) yang menjelaskan tatanan hukum agama-Mu, Engkau turunkan pamungkas wahyu-Mu,
Al la-dzii anzaltahuu mufarriqam baina halaa-lika wa haraa-mik.
Yang membedakan antara yang halal dan yang haram.
Wa nadabtanaa lit ta’arru-dli li tsawaa-bihil jasiim. Wa hadz-dzartanaa  ‘alaa lisaa-ni wa ‘ii-dihii syadii-da ‘a-dzaa-bikal aliim.
lalu Engkau bangkitkan untuk menghadang ganjaran membacanya yang agung, Engkau takut-takuti siksaan yang amat dahsyat (dengan ancaman firman-Mu)
faj’alnaa mimman talii-nu quluu-buhum ‘inda samaa’i aa-yaa-tih. Wa yadii-nu laka bimti-tsaa-li awaa-mirihii wa man-hiyyaa-tih.
Jadikanlah kami dari golongan orang yang hatinya lunak mendengarkan ayat-ayat-Mu, tunduk kepada-Mu, dengan setia menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Faj’al-hu nuu-ran nas’aa bihii ilaa ‘ara-shaa-til qiyaa-mah. Wa sullaman na’ruju bihii ilaa daa-ril muqaa-mah.
Jadikanlah kitab-Mu Al Qur’an ini, sebagai cahaya dalam perjalanan menuju pelataran kiamat, dan menjadikan tangga untuk naik menuju ke desa abadi.
Allahumma wa sahhil bihii ‘alainaa karbas siyaaq. I-dzaa danaa minnar ra-hii-lu wa bala-ghatir ruu-hu minnat taraa-qii. Wa tajallaa malakul mauti li qab-dlihaa min hujubil ghuyuub.
Ya Allah dengan kitab-Mu Al Qur’an, mudahkanlah kami dalam kengerian apabila waktu sudah dekat berangkat menuju alam baqa’, ruh sudah sampai di urat nadi, malaikat maut sudah nampak dari tutup kesamaran.
Wa qii-la mar raaq. Wat taffatis saa-qu bis saaq. Ilaa Rabbika yauma”idinil masaaq. Wa shaa-ratil a’maa-lu qalaa”ida fil a’naaq.
Lalu dikatakan : siapa lagi yang dapat menyembuhkan penyakit ? digiring kemudian seluruh catatan amalnya dikalungkan di atas leher.
Allahumma laa ta-ghulla yadan ilal a’naaq. Akuffan ta-dlarra’at ilaika wa’tamadat fii shalawaa-tihaa ‘alaik. Raa-ki’ataw wa saa-jidatam baina yadaik.
Ya Allah jangan Engkau ikat tangan ini ke leher, dengan telapak tangan ini ditengadahkan penuh sopan kehadapan-Mu, dengan telapak tangan ini menjadikan pegangan mengerjakan shalat untuk-Mu, lagi untuk ruku’ dan sujud kehadirat-Mu.
Wa laa tuqayyid bi ankaa-lil jahiim. Aqdaa-man sa’at ilaik. Wa barazat mim manaa-zilihaa ilal masaa-jadi thaa-mi’atan fii-maa ladaik.
Jangan Engkau ikat kaki ini dengan rantai-rantai jahannam, dengan kaki ini berangkat dari rumah-rumah menuju masjid-masjid, mengharap pa dari alasisi-Mu.
Wa laa tu-shimma asmaa’an taladz-dza-dzat bihalaa-wati tilaa-wati kitaa-bikal kariim.
Jangan Engkau jadikan tuli pendengaran ini, dengan pendengaran ini mendapatkan nikmat atas manisnya bacaan kitab-Mu Al Qur’an Karim.
Wa laa tath-mis bil ‘amaa a’yunam bakat fii dhulamil layaa-lii khaufam min ‘a-dzaa-bikal aliim.
Janganlah Engkau hapuskan mata ini dengan kebutaan, dengan mata ini menangis dalam kegelapan malam, karena takut atas adzab-Mu yang pedih.
Allahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin syafii’i arbaa-bidz dzunuub. Wa ‘alaa aa-lihii wa ash-haa-bihii a-thibbaa”il quluub. Wa ‘alaa ummatihil la-dzii-na ka-syafta lahum kulla mahjuub. Wa analtahum kulla mahbuub. Maa habbatin nafahaa-tus sahariyyah. Wa ta’ath-tharatil majaa-lisu bi ‘urfi akh-baa-ril akh-yaa-riz zakiyyatil miskiyyah. Aa-miin.
Ya Allah semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW pemberi syafa’at orang-orang berdosa dan keluarganya, sahabat-sahabatnya yang menjadi dokter rohani dan atas umatnya yang sudah Engkau buka hatinya, sudah Engkau perkenankan apa yang mereka sukai, selagi masih berhembus angin kasturi di waktu sahur, dan selagi masih menyengat bau harum dari mejelis yang dibacakan manaqib riwayat orang-orang terpilih, hatinya yang suci bagaikan minyak misik. Kabulkan do’a kami.
Sub-haa-na Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘ammaa ya-shifuu-na wa salaa-mun ‘alal mursalii-na wal Hamdulillahi Rabbil ‘aa-laimiin. Aa-miin.
Maha Suci Tuhanmu (Allah) Tuhan segala keperkasaan, Tuhan yang bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir, semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
...................000000000...................
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
Laa ilaa-ha illallahu wahdahuu laa syarii-ka lah. Ilaa-haw waa-hidan shamadal lam yalid wa lam yuu-lad wa lam yakul lahuu kufuwan ahad (11x)
Tiada Tuhan selain Alalh Yang Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya dengan menyatakan keEsaan Tuhan (Dia) tempat meminta, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, tidak ada satupun yang menyamai-Nya.
...................000000000...................
 Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
Rabbi Innii Magh-luu-bun Fanta-shir. Wajbur Qalbil Munkasir. Wajma’ Syamlil Mudats-tsir. Innaka Antar Rahmaa-nul Muqtadir. Wakfinii Yaa Kaa-fii Faanal ‘Abdul Muftaqir. Wa Kafaa Billahi Waliyyaa. Wa Kafaa Billahi Na-shii-raa. Innasy Syirka La-dhulmun ‘A-dhiim. Wa Mallahu Yarii-du Dhulmal Lil Ibaad. Faqu-thi’a Daa-biral Qaumil La-dzii-na Dhalamuu Wal Hamdulillahi Rabbil ‘Aa-lamiin.
Wahai Allah, aku ini orang yang kalah maka tolonglah dan balutlah hatiku yang terpisah-pisah. Kembalikan tabi’atku yang hilang. Sesungguhnya Engkau Maha Pemurah lagi Maha Kuasa. Cukupilah aku Wahai yang memberi kecukupan karena aku ini seorang hamba yang faqir. Cukuplah Allah sebagai waliku dan cukuplah Allah sebagai penolong. Sesungguhnya menyekutukan Allah merupakan kesesatan yang amat besar. Tiadalah Tuhan menginginkan kesesatan pada hambanya maka hentikanlah membelakangi kaum yang sesat. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.
...................000000000...................


Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
Allahumma Yaa Rabba Sayyidinaa Muhammadin wa aa-li Sayyidinaa Muhammad. As”aluka bihaqqi Sayyidinaa Muhammadin wa aa-li Sayyidinaa Muhammadin an tu-shalliya ‘alaa Sayyidinaa Muhammad. Shalaa-tan tadz-habu bihaa ahzaa-nii. Wa tu-tsabbitu bihaa janaa-nii. Wa tu-thahhiru bihaa lisaa-nii. Wa tuqawwii bihaa arkaa-nii. Wa ataqallabu bi sirrihaa fii-maa ‘anaa-nii. Fii sirrii wa i’laa-nii. Wa ta’uu-du barakaa-tuhaa ‘alayya wa ‘alaa ahlii wa aulaa-dii wa ikh-waa-nii. Wa qaraa-baa-tii wa ash-haa-bii wa jii-raa-nii. Innaka ‘alaa kulli syai”in qadiir. Birahmatika Yaa Ar-hamar Raa-himiin.
Wahai Allah, Wahai Tuhan junjungan kami Muhammad dan keluarga junjungan kami Muhammad. Saya memohon kepada-Mu demi kebenaran junjungan kami Muhammad dan keluarga junjungan kami Muhammad. Semoga dengan shalawat ini dapat menghilangkan segala duka citaku, menetapkan hatiku, membersihkan lisanku, mengokohkan sandaranku, mengubah secara rahasia tanpa bersusah payah, dalam rahasia maupun terang-terangan serta memberikan barakah kepadaku, keluargaku, anak-anakku, saudara-saudaraku, familiku, serta para sahabat dan tetanggaku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dengan rahmat-Mu Wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang pengasih.

...................000000000...................


 Allaahumma Innii As”aluka Binuuri Waj-hillaahil ‘Adhiimil La-dzii Mala”a Arkaana ‘Ar-syillaahil ‘A-dhiim. Wa Qaamat Bihii ‘Awaalimullaahil ‘A-dhiim. An Tu-shalliya ‘Alaa Sayyidinaa Wa Maulaanaa Muhammadin Dzil Qad-ril ‘A-dhiim Wa ‘Alaa Aa-li Nabiyyillaahil ‘A-dhiim.
Ya Allah sungguh aku mohon kepadaMu dengan cahaya wajah Allah yang agung, yang memenuhi pilar-pilar Arsy Allah yang agung dan kokoh karenanya, Ilmu-ilmu Allah yang agung, kiranya Engkau berikan rahmat ta’dhim kepada junjungan kami dan pimpinan kami Nabi Muhammad yang memiliki keagungan. Tercurahkan pula kepada keluarga Nabi Allah yang agung
Biqad-ri ‘A-dhamati Dzaatillaahil ‘A-dhiim. Fii Kulli Lam-hatin Wa Nafasin ‘Adadamaa Fii ‘Ilmillaahil ‘A-dhiim. Shalaatan Daa”imatam Bidawaamillaahil ‘A-dhiim. Ta’dhiimal Lihaqqika Yaa Sayyidanaa Yaa Maulaanaa Muhammad. Yaa Ahmad. Yaa Abal Qaasim.
Dengan kekuasaan, keagungan Dzat Allah Yang Maha Agung dalam setiap pandangan mata dan nafas sejumlah bilangan Ilmu-Ilmu Allah Yang Agung. Dengan shalawat yang kekal dengan keabadian Allah, karena keagungan hakmu wahai junjungan kami dan pemimpin kami Nabi Muhammad, wahai Nabi Ahmad, wahai Abul Qasim
Yaa Dzal Khuluqil ‘A-dhiim. Wa Sallim ‘Alaihi Wa ‘Alaa Aa-lihii Mits-la Dzaalik. Wajma’ Bainii Wa Bainaahuu Kamaa Jama’ta Bainar Ruuhi Wan Nafsi Dhaahiran Wa Baa-thinaa. Yaqa-dhatan Wa Manaaman Waj’al-hu Yaa Rabbi Ruuhan Li-dzaatii Min Jamii’il Wujuuhi Fiddun-yaa Qab-lal Aa-khirati Yaa ‘A-dhiim Yaa ‘A-dhiim.
Wahai yang memiliki akhlaq yang agung, Ya Allah Engkau berilah keselamatan kepadanya dan kepada keluarganya sebagaimana itu, kumpulkan antara aku dan dia sebagaimana Engkau kumpulkan ruh dan jiwa, dhahir dan bathin dalam keadaan sadar maupun tidur. Ya Tuhan jadikanlah dia ruh buat dzatku dari semua tujuan-tujuanku didunia sebelum hari akhir, Wahai Yang Maha Agung, Wahai Yang Maha Agung.
...................000000000...................



 DO’A RIJAA-LUL GHAIB
Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang
Allahumma Innaa Nas”aluka Bi Anfaa-si Haa-dzal ‘Aa-rifil Akbari Was Sirril Ath-haril Waa-ri-tsil Muhammadiyyi.
Ya Allah, kami memohon kepada Engkau dengan perantaraan nafas-nafas orang arif dan yang agung ini, yang mengetahui rahasia-rahasia suci, pewaris Nabi Muhammad SAW
Shaa-hibil Id-laa-li ‘Alal Bisaa-thil ‘Indiyyi. Wa Bis Saa-likii-na ‘Alaa Min-haa-jihil Anwaa-ri Wal Mugh-tarifii-na Mim Man-hali Ma’aa-rifihil A’dzabil Az-khari An Tumiddanaa Bi-thii-bi Anfaa-sihim.
Yang mempunyai kedudukan tinggi yang ada diatas hamparan dekat disisi Allah, dengan perantaraan orang-orang yang mengikuti jejak yang lebih terang, dan dengan perantaraan orang yang menciduk air minum ma’rifat yang lebih manis dan lebih agung airnya untuk memberikan pertolongan Engkau kepada kami dengan perantaraan keharuman nafas-nafas orang-orang yang mengikuti jejak beliau-beliau.
Wa Tudniya Lanaa Min Tsimaa-ri Ghiraa-sihim. Yaa Ayyatuhal Arwaa-hul Muqaddasah. Yaa Khatmu Yaa Quth-bu Yaa Imaa-maa-ni Yaa Autaad, Yaa Abdaal, Yaa Ruqabaa”, Yaa Nujabaa”, Yaa Nuqabaa”, Yaa Ahlal Ghairah, Yaa Ahlal Akh-laaq, Yaa Ahlas Salaa-mah, Yaa Ahlal ‘Ilmi.
Dan dekatkanlah kami kebuah-buahnya orang yang mengikuti jejak beliau-beliau, wahai arwah-arwah yang disucikan, wahai wali-wali pamungkas, wahai wali quthub, wahai wali yang menjadi 2 Imam, wahai wali paku jagad, wahai wali abdal, wahai wali yang mewaspadai firman-firman Allah, wahai wali yang dermawan, wahai wali yang mengetahui batinnya manusia, wahai wali pembela agama Allah, wahai wali yang berbudi agung, wahai wali penyelamat, wahai wali yang berilmu.
Yaa Ahlal Bas-thi Yaa Ahlal Janaa-ni Wal ‘Ath-fi Yaa Ahladl Dlii-faan. Yaa Ayyuhasy Syakh-shul Jaa-mi’, Yaa Ahlal Anfaas, Yaa Ahlal Ghaibi Minkum Wasy Syahaa-dah, Yaa Ahlal Quwwati Wal ‘Azmi Yaa Ahlal Haibati Wal Jalaal, Yaa Ahlal Fat-hi Yaa Ahlal Ma’aa-rijil ‘Ulaa.
Wahai wali yang lapang dadanya, wahai wali ahli menjaga jiwanya dan pengasih, wahai wali yang ahli menghormati tamu, wahai wali yang ahli mengumpulkan Ilmu syari’at, thariqat, hakikat dan ma’rifat, wahai wali yang ahli menjaga nafasnya dengan dzikir, wahai wali yang tidak kelihatan diantara kami dan yang kelihatan, wahai wali yang ahli meningkatkan keta’atan kepada Allah, wahai wali yang berwibawa dan memiliki keagungan, wahai wali yang terluka hatinya, wahai wali yang terus naik derajat luhurnya.
Yaa Ahlan Nafsi Yaa Ahlal Imdaad, Yaa Ahla Shal-shalatil Jaras, Yaa Quth-bal Qaa-hir, Yaa Quth-bar Raqaa”iq, Yaa Quth-ba Saqii-thir Raf-rafibni Saa-qi-thil ‘Ar-syi Yaa Ahlal Ghinaa Billah. Yaa Quth-bal Khasy-yah Yaa Ahla ‘Ainit Tah-kii-mi Waz Zawaa”id. Yaa Ahlal Budalaa”.
Wahai wali yang ahli memerangi nafsunya, wahai wali yang penolong, wahai wali yang ahli menerima ilham, yang suaranya bagaikan suara bel, wahai wali yang jadi paku jagad yang mengalahkan, wahai wali quthub yang hatinya lunak, wahai wali quthub yang menerima firman dari raf-raf, putera wali yang menerima firman dari Arsy,  wahai wali yang merasa cukup atas pemberian Allah, wahai wali quthub yang penakut kepada Allah, wahai wali yang kuat keyakinannya dengan Ilmu Hikmah dan Ma’rifatnya, wahai para wali yang menjadi penggantinya Rasul,
Yaa Ahlal Jihaa-tis Sitti, Yaa Mulaa-matiyyah, Yaa Fuqaraa”u Yaa Suu-fiyyah, Yaa ‘Ubbaad, Yaa Zuhhaad, Yaa Rijaa-lal Maa”, Yaa Af-raa-du Yaa Umanaa”, Yaa Qurraa”, Yaa Ahbaab Yaa Ajillaa”, Yaa Muhaddi-tsuun, Yaa Sumaraa” Yaa Wara-tsatadh Dhaa-limi Linafsihii Minkum, Wal Muqta-shidi Was Saa-biqi Bil Khairaat.
Wahai wali yang menetap pada 6 arah, wahai wali yang tidak menampakkan kebagusannya dan tidak memendam kejelekannya, wahai para wali yang mengharapkan rahmat Allah, wahai para wali yang bersih jiwanya, wahai para wali yang ahli ibadah, wahai para wali yang menjauhi dunia, wahai para wali yang berjalan diatas air, wahai para wali yang menyendiri, wahai para wali kepercayaan Allah, wahai para wali yang selalu membaca Al Qur’an, wahai para wali yang menjadi kekasih Allah, wahai para wali yang tinggi pangkatnya, wahai para wali yang ahli hadits, wahai para wali yang ahli jaga malam munajat kepada Allah, wahai para wali yang mewarisi para wali yang dirinya merasa dhalim terhadap dirinya, serta menuju dan berlomba kebaikan.
Ayyuhal Arwaa-huth Thaa-hiratu Mir Rijaa-lil Ghaibi Wasy Syahaa-dah. Kuu-nuu ‘Aunaa Lanaa Fii Najaa-hith Thalabaat. Wa Taisii-ril Maraa-daat. Wa In-haa-dlil ‘Azamaat. Wa Ta”mii-nir Rau’aat. Wa Sit-ril ‘Auraat. Wa Qadlaa”id Duyuun. Wa Tahqii-qidh Dhunuun.
Wahai ruh-ruh yang suci dan golongan wali yang melihat rahasia dan melihat yang nyata. Semoga engkau semua (para wali) berkenan membantu kami untuk mendapatkan apa yang kami minta, memudahkan apa yang kami maksud, menyemangatkan tujuan kami, menyelamatkan yang menakutkan kami, menutup cacat kami, membayar hutang-hutang kami, yang menguatkan prasangka baik kami.
Wa Izaa-latil Hujubil Ghayaa-hib. Wa Husnil Khawaa-timi Wal ‘Awaa-qibi Wa Kasy-fil Kuruub. Wa Ghuf-raanidz Dzunuub. Wa Tush-lihu Bihal Quluub. Wa Tan-thaliqu Bihal ‘U-shuub. Wa Talii-nu Bihas Su’uub. Wa Yusahhilu Kullal Math-luub. Bijaa-hil Habii-bil Mahbuub.
Dan yang menghapus tirai penutup kegelapan, baik penutup dan pungkasan, menghilangkan berbagai kepedihan dan pengampunan dosa-dosa kami. Ya Allah, semoga Engkau berkenan memperbaiki hati, menghilangkan segala penyakit dan menghapuskan segala kesusahan dan memudahkan segala urusan dengan aku menghadapkan kepada kekasih yang dikasihi Allah.
Wa Ilaa Hadl-ratin Nabiyyi Muhammadin Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallaam. AL FAA-TIHAH.
Dan kepada kehadirat Nabi Muhammad SAW. AL FATIHAH.
...................000000000...................
 SHALAWAT-SHALAWAT
SHALAWAT JADAB
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
Allahumma Shalli Wa Sallim ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Shalaa-tam Bi’izzatil Wahhaab. Bikalimaa-tillahi Musabbibil Asbaab. Fii Daa-ril Kitaab. Bi Syajaratil Ahbaab. Wal Qamaridz Dzaab. Wadz Dzaa-til Ab. Wa Ahlil Jadab. Wa Marrid Dawwaa-bil Awwaab. Wa Miftaa-hi Baa-bil Hijaab. Fil Quluu-bil Janaab. Bisalaa-min Aa-minii-nash Shawwaab. Wa Shallallahu ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Wa ‘Alaa Aa-lihii Wa Shahbihii Wa Sallam.
Wahai Allah limpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami  Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan shalawat ini Allah berkenan memberikan kemuliaan. Tanda-tanda kekuasaan Allah menyebabkan beberapa sebab dan dijelaskan dalam Kitab yang dijadikan sebagai pedoman. Pepohonanpun menyayangi beliau. Cahaya beliau bagaikan rembulan. Dzat yang dirahasiakan. Golongan ahli jadab. Pembawa perubahan dari masa suram  ke masa gemilang. Pembuka pintu bagi hati yang gelisah dengan kebenaran dan keselamatan Allah. Semoga Allah melimpahkan rahmat ta’dhim kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat beliau.
SHALAWAT NUU-RIDZ DZAA-TII
Allahumma Shalli Wa Sallim Wa Baa-rik ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadinin Nuu-ridz Dzaa-tii Was Sirris Saa-rii Fii Saairil Asmaai Wash Shifaa-ti Wa ‘Alaa Aa-lihii Wa Shahbihii Ajma’iin.
Ya Allah berilah rahmat, keselamatan dan barakah kepada junjungan kami Nabi Muhammad cahaya inti dan rahasia yang menjalar pada setiap nama dan sifat dan kepada keluarga dan sahabatnya semua.
SHALAWAT NURIL WUJUD
Allahumma Shalli ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Shalaa-ta Nuu-ril Wujuud. Wa Imaa-mi Kulli Maujuud. Yu-shalluu ‘Alaihi Yaa Akramal Akramiin. Yaa Asraa-ru Yaa Abraar. Bisirri Wa Shifaa-til Kamaa-liyyah. Bi‘adadish Shiddii-qiyyah. Wa Ma’rifatil ‘Uluu-mil Ladduu-niyyah. Bith Tharii-qatil Muhammadiyyah. Wal Mahabbatil Mahbuu-biyyah. Birahmatika Yaa Ar-hamar Raa-himiin.
Ya Allah berilah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dengan rahmat cahaya yang ada. Dan pemimpin setiap suatu yang ada. Mereka membaca shalawat kepadanya wahai hamba yang mulia diantara hamba-hamba yang mulia. Wahai hamba yang mengetahui beberapa rahasia, wahai hamba yang berbuat baik dengan rahasia dan sifat-sifat sempurna. Sebanyak sesuatu yang benar. Mengetahui ilmu-ilmu laduni dengan jalan yang terpuji  dengan jalannya Nabi Muhammad. Dan kecintaan yang amat dicintai. Dengan kasih sayang-Mu Wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang pengasih.

 SHALAWAT TUNJII-NA MIN JAMII’IL HARAKAAT
Allahumma Shalli Wa Sallim ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Shalaa-tan Tunjii-naa Min Jamii’il Harakaa-ti Was Sakanaa-ti Wat Taqallubaa-ti Wa Kifaa-yatal Lijamii’il Muhimmaa-ti Wal Mulimmaa-ti Wal Adiyyaat. Wa Hif-dham Min Jamii’il Baliyyaa-ti Wal ‘Aa-haa-ti Wal Aa-faa-ti Wa Taq-dlii Lanaa Bihaa Min Jamii’il Haa-jaa-ti Wa Tu-thahhirunaa Bihaa Jamii’as Sayyiaa-ti Wa Tarfa’unaa Bihaa ‘Indaka A’lad Darajaa-ti Wa I’aa-natan ‘Alaa Jamii’ith Thaa’aa-til Maf-ruu-dlaa-ti Wal Manduu-baat. Wa Musaa-ra’atan Ilal Khairaat. Wa Jiddan Fil A’maa-lish Shaa-lihaa-til Muqarribaa-ti Fil Hayaa-ti Wa Ba’dal Mamaat. Innaka ‘Alaa Kulli Syai”in Qadiir.
Ya Allah curahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dengan shalawat yang dapat menyelamatkan kami dari segala perubahan, terhindar dari segala kesedihan, bencana dan penderitaan, terpelihara dari semua bala’, penyakit dan wabah, yang dapat meluluskan kami karena dari semua hajat, yang membersihkan kami karenanya semua keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami disisiMu dengan setinggi-tingginya, pertolongan untuk dapat melaksanakan keta’atan  yang wajib dan yang sunnah, bergegas-gegas dalam kebaikan, sungguh-sungguh dalam beramal shaleh, dalam hidup ini dan setelah mati. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
...................000000000...................









DO’A AKHIR MAJELIS
Bismillahir Rahmaa-nir Rahiim.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
Al Hamdulillahi Rabbil ‘Aa-lamiin. Allahumma Shalli Wa Sallim ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Fil Awwalii-na Wal Aa-khiriin. Wa Shalli Wa Sallim ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Fin Nabiyyii-na Wal Mursaliin. Wa Shalli Wa Sallim ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Fii Kulli Waqtiw Wa Hiin. Wa Shalli Wa Sallim ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Fil Malaail A’laa Ilaa Yaumid Diin.
Segala puji bagi Allah pemilik alam semesta. Ya Allah limpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada junjungan kami Muhammad dan orang-orang awal dan akhir. Dan  limpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada junjungan kami Muhammad di para nabi-nabi dan utusan-utusan. Dan  limpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada junjungan kami Muhammad disetiap waktu dan saat. Dan  limpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada junjungan kami Muhammad di alam yang tinggi sampai hari kebangkitan.
Allahummagh-firlanaa Dzunuu-banaa Wa Liwaa-lidii-na Wa Ma-syaa-yi-khinaa Wa Mu’alliminaa Wa Waa-lidii-him Wal Haa-dlirii-na Wa Jamii’il Mus-limii-na Wal Mus-limaat. Wal Mukminii-na Wal Mukminaat. Al Ah-yaai Min-hum Wal Amwaat. Waj’alnaa Min ‘Ibaa-dikash Shaa-lihii-nal Muf-lihii-nal Munjihii-nal Faaizii-nal Baarrii-nan Naa’imii-nal Faa-rihii-nal Mas-ruu-rii-na Wal Mustab-syirii-nal Muth-mainnii-nal Aa-minii-nal la-dzii-na Laa Khaufun ‘Alaihim Wa Laa Hum Yahzanuun.
Ya Allah ampunilah dosa dosa kami dan orang-orang tua kami dan guru-guru kami  dan syeikh-syeikh  kami dan orang-orang alim kami dan orang-orang tua mereka dan para hadirin dan seluruh muslimin dan muslimat dan orang-orang beriman laki-laki dan perempuan-perempuan, yang hidup atau yang telah meninggal. Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang shaleh yang beruntung, yang selamat, menang, nampak, yang mendapatkan kenikmatan yang gembira, yang riang gembira, yang mendapatkan kabar gembira, yang tenang, yang aman, dan bagi mereka tidak ada takut dan tidak ada kesedihan,
Waj’alnaa Minar Raa-dlii-nal Mar-dliyyii-nal Haa-dii-nal Muhtadiin. Wa Man Ha-dlara Haa-dzal Jam’al ‘A-dhiim. Yaktubuhullahu Minal Muttaqii-na Wash Shaa-lihiin.
Dan jadikanlah kami dari golongan orang-orang yang diridhai dan mendapatkan ridha dan yang diberi petunjuk dan medapat petunjuk. Dan kehadiran ditempat perkumpulan besar ini dicatat oleh Allah termasuk orang-orang yang bertaqwa dan shaleh.
Allahumma Innaa Nasalukat Taubatan Nu-shuuh, Wal Futuuh, Wal Munuuh, War Rusuuh, Wa Shalaa-hal Jasadi War Ruuh.
Ya Allah aku mohon kepadaMu Taubatan Nasuha dan mendapatkan futuh  (yang membuka Ma’rifat), Al Munuh (keterbukaan) dan kedalaman (rusuh/ilmu) dan kebaikan dalam jasad dan ruh.
Wa Bihu-dluu’i Khu-syuu’i Dumuu’i A’yunil Baa-kiin. Wa Birajii-fi Wajii-fi Quluu-bil Khaaifiin. Wa Bitarannumi Thawaa-tiri Khawaa-thiril Waa-shiliin. Wa Biranii-ni Wanii-ni Hanii-ni Anii-nil Mudz-nibiin.
Dan dengan kepatuhan, ketakutan air mata–air mata  dari mereka yang menangis dan dari ketakutan dari hati-hati  yang takut dan dengan nyanyian ketukan-ketukan kekhususan orang-orang yang wushul  dan dengan getaran-getaran hati orang yang mengakui dosa.
Allahumma Innaa Nasaluka Bimau-dli’ika Fii Quluu-bil ‘Aa-rifiin. Wabibahaai Kamaa-li Jalaa-li Jamaa-li Sirrika Fii Saairil Muqarrabiin. Wa Daqaaiqi Tharaaiqis Saa-daa-til Faa-iziin. Wa Bitauhii-di Tam-hii-di Tamjii-di Tahmii-di Alsinatidz Dzaa-kiriin.
Ya Allah kami mohon kepada-Mu di hati-hatinya orang-orang arifin dan dari kecemerlangan, kesempurnaan, keagungan, keindahan rahasia-Mu diseluruh orang-orang muqarrabin. Dan dengan kehalusan jalan-jalannya para sadah yang beruntung, yang dengan ketauhidan, kebesaran, keagungan pujian  dengan lisan-lisan orang yang berdzikir.
Yaa Hayyu Yaa Qayyuu-mu Birahmatika Nasta-ghii-tsu Yaa Mu-ghii-tsu A-ghits-naa Yaa Ghau-tsal Musta-ghii-tsiin. Wa Yaa Mu’thiyas Saailiin. Wa Muntahaa Ragh-batir Raa-ghibiin. Wa Munaffisal Mak-ruu-biin. Wa Mufarrijal Magh-muu-miin. Wa Sharii-khal Mustash-rihiin.
Wahai Yang Maha Hidup, Yang Mengurusi makhluk, dengan rahmat-Mu kami mohon pertolongan, Wahai Yang Maha Menolong tolonglah kami, Wahai Yang Maha Menolong orang-orang yang meminta pertolongan, Wahai Yang Maha Memberi bagi orang-orang yang meminta dan puncak dari orang-orang yang mempunyai keinginan, Yang membuka orang-orang yang mendapat malapetaka, yang meluluskan orang-orang yang mendapatkan kegundahan dan teriakan-teriakan orang-orang yang berteriak.
Yaa Ak-ramal Ak-ramiin. Yaa Ajwadal Ajwadiin. Wa Yaa As-ra’al Haasibiin. Wa Ya’khu-dzu Aidii-naa Ilaa Maa Fii-hi Shalaa-hul Li Amri Ma’aa-shii-na Wa Ma’aa-diin. Wa Biwujuu-di Wajdi Wujuu-dika Wa Wujuu-dihim Laka Fii Ghawaa-mi-dli Afidati Sirril Muhibbiin. Yaa Ar-hamar Raa-himiin. Yaa Rabbal ‘Aa-lamiin.
Wahai Yang Maha Mulia dari segala yang mulia, Wahai Yang Maha Dermawan dari segala yang dermawan, Wahai Yang Maha Cepat perhitunganNya dan mengambil tangan-tangan kami apa yang berguna bagi urusan-urusan orang-orang maksiat dan orang-orang yang kembali. Dan dengan kewajiban wujudMu dan wujud mereka bagiMu dari pada kesulitan-kesulitan kami, hati-hati rahasia orang yang mencintai. Wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Wahai Tuhan pemilik alam semesta,
Allahumma Fath-li’ ‘Alaa Wujuu-dinaa Syamsi Syuhuu-dinaa Fil Akwaan. Wa Nawwir Wujuu-dinaa Binuu-ri Wujuu-dika Fii Kulli Ah-yaan. Wa Ad-khilnaa Fii Riyaa-dlil ‘Aa-fiyati Wal ‘Iyaan.
Ya Allah maka terbitkanlah atas wujud kami matahari kesaksian kami di alam cakrawala dan cahayakanlah wujud kami dicahaya wujud-Mu diseluruh keadaan. Dan masukkanlah kami di taman-taman afiyah dan pandangan-pandangan.
Yaa Qawiyyal Arkaan. Yaa Mar Rahmatuhuu Fii Makaan. Wa Fii Haa-dzal Makaan. Yaa Mal Laa Yakh-luu Min-hu Makaan. Yaa Hannaa-nu Yaa Mannaan. Yaa Rahii-mu Yaa Rahmaan. Yaa Dzal ‘Izzati Wal Bur-haan. Yaa Dzar Rahmati Wal Ghuf-raan. Yaa Dzal Fadl-li Wal Ihsaan.
Dan kuatkanlah rukun-rukun kami, wahai siapa yang rahmatnya ditempat ini, wahai siapa yang memenuhi tempat kosong, Wahai Yang Maha Berbelas kasih, Wahai Yang Maha Pemberi, Wahai Yang Maha Penyayang, Wahai Yang Maha Pengasih, Wahai Yang Maha Mulia dan Penjelasan. Wahai Yang Maha Rahmat dan Pengampun, Wahai Yang Maha Utama dan Baik.
Allahummaj’alnaa Minal Hudaa-til Muhtadii-nal Muwaffaqii-nal Man-dhuu-rii-nal Mah-ruu-sii-nash Shaa-diqii-na ‘Alaa Sayyidil Mursalii-na Wa Imaa-mil Muttaqii-na Wa Khaa-tamin Nabiyyii-na Muhammadin Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Alaa Aa-lihii Wa Shahbihii Ajma’iin.
Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk dan taufik dan memandang orang yang terjaga yang benar atas segala Rasul dan Imam atas semua orang yang taqwa dan penutup para nabi-nabi Muhammad SAW dan para keluarga dan sahabat seluruhnya.
Allahumma Innaa Nasalukal Hudaa Wat Tuqaa Wal ‘Afaa-fa Wal Ghinaa Wal Istiqaa-mah.
Ya Allah aku mohon kepadaMu hidayah dan taqwa dan menjaga diri dan kekayaan dan istiqomah
Wa Annallaha Yarzuqunaa Mahabbatahuu Wa Thaa’atahuu Wa Mutaa-ba’atahuu Wa Syafaa’atah. Wa Ay Yah-syuranaa Fii Zumratihii Wa Tahta Liwaaih. Wa Ay Yasqii-naa Min Hau-dlihii Biyadihisy Syarii-fati Syarbatal Laa Nadh-mau Ba’dahaa Abadaa.
Dan semoga Allah memberi rejeqi kepada kami dan kecintaan kepadanya, taat kepadanya dan pertolongannya dan agar menggiring kami di kelompoknya dan dibawah benderanya. Dan menuangkan kepada kami minuman dari telaganya dengan tangannya yang mulia dan minuman yang tidak haus setelahnya selamanya.
Wa Annallaha Yaj’aluhaa Ziyaa-ratam Maqbuu-lataw Wa Dzambam Magh-fuu-raw Wa Sa’yam Masy-kuu-raw Wa Tijaa-ratan Lan Tabuur. Birahmatika Yaa Ar-hamar Raa-himiin.
Dan semoga Allah menjadikannya ziarah yang diterima dan dosa-dosa yang diampuni dan sa’i yang disyukuri dan dagangan yang tidak sia-sia dengan rahmat-Mu Wahai Allah Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
Allahummaj’al Jam’anaa Haa-dzaa Jam’am Mar-huu-maa. Wa Tafarruqanaa Mim Ba’dihii Tafarruqam Ma’shuu-maa.
Ya Allah jadikanlah perkumpulan kami, perkumpulan yang dirahmati dan perpisahan kami setelah itu dengan perpisahan yang tersuci dari dosa.
Wa Laa Taj’alillahumma Fii-na Wa Laa Minnaa Wa Laa Ma’anaa Syaqiyyaw Wa Laa Mahruu-maw Wa Laa Magh-ruu-raw Wa Laa Ma’shuu-maa.
Dan jangan Engkau jadikan bagi kami dan dari kami dan bersama kami dan orang–orang yang sengsara dan orang yang tidak dapat apa-apa dan orang yang tertipu dan orang yang berbuat maksiat.
(Allahumma Magh-firatuka Au Sa’u Min Dzunuu-binaa Wa Rahmatuka Arjaa ‘Indanaa Min A’maa-linaa 3x) 
Ya Allah ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami  dan ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami  dan rahmat-Mu sangat kami harapkan dari amal-amal kami.
Allahummar-ham Ta-dlarru’anaa Wajbur Inkisaa-ranaa Waqbal Du’aa-naa. Wakh-tim Bish Shaa-lihaa-ti A’maa-lanaa Wa A’maa-ranaa Wa ‘Alal Ii-maa-ni Wal Islaa-mi Jamii’an Tawaffanaa. Wa Anta Raa-dlin ‘Annaa.
Ya Allah berbelas kasihlah atas kerendahan kami kepada-Mu kuatkanlah kepatuhan hati kami dan terimalah doa kami dan tutuplah dengan keshalehan-keshalehan  amal-amal kami dan umur-umur kami dan atas iman dan islam seluruhnya maka wafatkanlah  dan Engkau ridha  pada kami.
Wa Laa Tuh-yinallahumma Fii Ghaf-lah. Walaa Ta’-khudz-naa ‘Alaa Ghirrah. Waj’al Aa-khira Kalaa-minaa Minad Dun-yaa ‘Indantihaai Aa-jaa-linaa Qaula : Laa Ilaa-ha Illallahu Muhammadur Rasuu-lullahi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Dan Janganlah Engkau menghidupkan kami dengan kelengahan  dan jangan Engkau ambil kami diatas kebanggaan dan akhirkanlah dari dunia ini dikala habis ajal kami dengan perkataan tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah”.
Ah-yinaa ‘Alaihaa Yaa Hayyu Wa Amitnaa ‘Alaihaa Yaa Mumii-tu Wab‘ats-naa ‘Alaihaa Yaa Baa’i-ts. Wanfa’naa Warfa’naa Bihaa Yauma Laa Yanfa’u Maa-luw Wa Laa Banuu-na Illaa Man Atallaha Biqalbin Saliim.
Hidupkanlah kami dengannya Wahai Yang Maha Hidup dan matikanlah kami dengannya Wahai Yang Maha Mematikan dan bangkitkanlah kami Wahai Yang Maha Membangkitkan dan berikanlah kami kemanfaatan dan tinggikanlah kami dengannya dihari yang tidak berguna harta dan anak-anak kecuali yang datang kepadanya dengan hati  yang selamat.
Rabbanaa Aa-tinaa Fid Dun-yaa Hasanataw Wa Fil Aa-khirati Hasanataw Wa Qinaa ‘A-dzaa-ban Naar.
Wahai Tuhan kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.
Shallallahu Wa Sallama Af-dlala Wa Azkaa Shalaa-tiw Wa Tas-lii-min ‘Alaa Af-dlali ‘Ibaa-dika Ajma’ii-na Min Ahlis Samaa-waa-ti Wal Ara-dlii-na Muhammadin Khaa-tamil Ambiyaai Wal Mursalii-na Wa ‘Alaa Aa-lihii Wa Shahbihii Ajma’ii-na Shalaa-taw Wa Salaa-man Daaimaini Baa-qiyaini Mutalaa-zimaini Ilaa Yaumid Diin.
Shalawat dan salam yang seutama-utamanya, sesuci-sucinya dan salam atas seutama-utamanya hamba-Mu seluruhnya dari penduduk langit dan bumi, Muhammad penutup dari para nabi dan Rasul-rasul dan pada keluarganya dan sahabatnya seluruhnya dengan shalawat dan salam selamanya, kekal lazim sampai hari kebangkitan.
Bi Fadl-li Sub-haa-na Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘Ammaa Ya-shifuu-na Wa Salaa-mun ‘Alal Mursalii-na Wal Hamdulillahi Rabbil ‘Aa-lamiin.
Maha Suci Tuhanmu (Allah) Tuhan segala keperkasaan, Tuhan yang bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir, semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
...................000000000...................
QASHIDAH DO’A AKHIR MAJELIS
YAA RABBANA’TARAFNAA
( Wahai Tuhan kami, kami mengakui)
Yaa Rabbana’tarafnaa               Biannanaqtarafnaa
Wahai Tuhan kami, kami mengakui #
Bahwa kami telah berbuat dosa
Wa annanaa asrafnaa               ‘Alaa la-dhaa asy-rafnaa
Kami telah melampaui batas #
Sehingga kami berada di tepi neraka
Fatub ‘alainaa taubah               Tagh-sil likulli haubah
Maka terimalah taubat kami #
Bersihkanlah segala dosa kami
Wastur lanal ‘auraa-ti               Wa aa-minir rau’aa-ti
Tutupilah aurat kami #
Amankan kami dari segala ketakutan
Wagh-fir liwaa-lidii-naa Rabbi wa mauludii-naa
Berilah ampunan kepada orang tua kami #
serta anak cucu kami
Wal aa-li wal ikh-waa-ni            Wa saa”iril khillaa-ni
Keluarga dan saudara-saudara #
Dan kawan dekat kami
Wa kulli dzii mahabbah            Au jii-ratin au shuhbah
Setiap orang yang mencintai kami #
Tetangga atau kawan-kawan kami
Wal muslimii-na ajma’             Amii-na Rabbisma’
Semua kaum muslim #
Amin, Tuhan dengarkan permintaan kami
Fadl-law wajuu-dam mannaa    Laa biktisaa-bim minnaa
Semua ibadah kami dari karunia dan kebaikan-Mu #
Bukan dari usaha kami
Bil mush-thafar rasuu-li            Nah-dhaa bikulli suu-li
Demi kemuliaan Rasul Pilihan #
Semoga harapan kami terkabul
Shalla wa sallam Rabbii           ‘Alaihi ‘addal habbi
Shalawat dan salam Tuhanku #
Senantiasa terlimpahkan kepada beliau sebanyak biji-bijian
Wa aa-lihi wash shahbi            ‘Adada thasy-syis suhbi
Juga kepada segenap keluarga dan sahabat beliau #
Sebanyak tetesan air hujan
Wal hamdu lil ilaa-hi                Fil bad”i wat tanaa-hii
Segala puji bagi Allah #
Sejak awal hingga akhir

>