SERAMNYA ALAM 
KUBUR 
 | 
Dari Hani' Maula Utsman berkata bahwa ketika 
Utsman bin Affan berdiri di depan kuburan, beliau Menangis hingga air matanya 
membasahi jenggotnya. Lalu dikatakan kepadanya, "Diceritakan kepadamu tentang 
Surga dan Neraka kamu tidak menangis, tetapi kamu menangis dari ini." Maka 
beliau berkata bahwa Rsulullah صلي الله عليه 
وسلم bersabda: 
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ 
مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ 
لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ 
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ 
أَفْظَعُ مِنْهُ 
“Kuburan adalah awal rintangan dari beberapa 
rintangan alam akhirat. Jika sukses di alam itu maka setelahnya lebih mudah, dan 
jika tidak sukses maka setelahnya lebih susah." Kemudian beliau berkata bahwa 
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, "Tiada pemandangan yang pernah saya lihat melainkan 
kuburan yang paling menyeramkan." 1  
Ketika seseorang hamba diantar ke kuburan dia 
disertai tiga hal, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Dan yang kembali 
pulang dua hal yaitu harta dan keluarganya, sedangkan yang mengikutinya ham 
amalnya, seperti yang telah ditegaskan Rasulullah صلي 
الله عليه وسلم dalam sabdanya: 
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ 
اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ 
فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ 
"Suatu yang mengikuti mayat ada tiga, kembali 
pulang dua dan ikut bersamanya satu; dihantarkan keluarganya, hartanya dan 
amalnya, maka kembali pulang keluarganya dan hartanya dan yang tersisa 
(bersamanya) amalnya.2   
Dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya berkata: 
“Ketika dinding rumah Nabi صلي الله عليه 
وسلم roboh sementara Umar 
bin Abdul Aziz pada saat itu sedang berada di Madinah, 
tiba-tiba telapak kaki salah seorang penghuni kuburan yang dikubur di rumah itu 
terlihat dan telapak kaki itu terkena sesuatu sehingga berdarah. Maka Umar bin 
Abdul Aziz kaget sekali, lalu Urwah masuk ke rumah tersebut. Ternyata telapak 
kaki itu adalah telapak kaki Umar bin Khaththab. Maka Urwah berkata kepada 
beliau, 'Engkau jangan kaget, kaki tersebut adalah kaki Umar bin Khaththab 
رضي الله عنه.' Lalu beliau 
menyuruh membangun kembali dinding tersebut dan dikembalikan seperti keadaan 
semula." 3 
Abu Umamah al-Bahili berkata, "Sesungguhnya 
kalian pada pagi dan petang berada dalam hunian yang meraup kebaikan dan 
keburukan. Dan hampir-hampir kalian akan pergi meninggalkannya menuju hunian 
lain yaitu kuburan, suatu hunian yang sangat menyeramkan dan rumah yang sangat 
gelap, tempat tinggal yang sangat sempit kecuali yang diluaskan Allah, kemudian 
kalian akan dibangkitkan pada Hari Kiamat." 4 
Umar bin Abdul Aziz رحمه الله berkata kepada salah seorang 
pendampingnya, "Wahai Fulan, 
Aku tadi malam tidak bisa tidur karena merenungkan sesuatu." Dia berkata, 
"Apa yang sedang Engkau 
renungkan, wahai Amirul Mukmmin?" Beliau menjawab, "Aku sedang merenungkan 
kuburan dan penghuninya. Jika kamu menyaksikan mayat pada hari ketiganya di 
dalam kubur, niscaya kamu akan mendapatkan suatu bentuk sangat mengerikan 
walaupun sebelum mati dia sangat menawan hati. Kamu menyaksikan suatu hunian 
penuh dengan binatang binatang yang menyeramkan, badan yang mulai mengembung dan 
bernanah yang dibuat santapan cacing tanah, sedang tubuh mulai membusuk, kain 
kafan mulai hancur, sementara dahulu di dunia penampilannya sangat menawan, 
aroma tubuhnya sangat semerbak wangi dengan parfum dan pakaiannya sangat bersih 
dan indah." Setelah itu beliau tersungkur pingsan.5 
Dari Yahya bin Abu Katsir bahwa Abu Bakar 
رضي الله عنه pernah 
berkhutbah, "Di manakah mereka yang berwajah rupawan, yang bangga dengan usia 
remajanya, yang silau dengan keperkasaannya, namun hal itu tidak pernah 
dipersembahkan untuk peperangan? Di manakah mereka yang telah membangun 
kota-kota besar yang dilindungi dengan benteng-benteng yang kokoh? Semuanya 
telah ditelan oleh masa dan semuanya akan menuju kepada gelapnya 
kuburan.6 
Umar bin Dzar berkata, "Andaikata orang yang 
sehat wal'afiyat mengetahui tubuh penghuni alam kubur hancur lebur (dimakan 
cacing tanah), maka mereka akan sungguh-sungguh dan serius selama berada di 
dunia karena takut pada suatu hari, di mana hati dan mata tercengang karena 
ketakutan.7 
Abu Abdurahman al-Umari al-Abid berkata, 
"Wahai para pemilik istana-istana yang megah! Ingatlah gelapnya hiburan yang 
menyeramkan, wahai orang-orang yang  bergelimang kenikmatan dan kelezatan, 
ingatlah cacing tanah, darah campur nanah dan hancurnya jasad bersama tanah." 
8 
 | 
Catatan Kaki:
- Hasan, HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah., lihat Shahihul Jami’ No.5623
 - Shahih, HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i., lihat Shahihul Jami’ No.8017
 - Lihat Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, Risalah Ahwalul Qubur, hal. 175.
 - idem, hal. 258.
 - idem, hal. 290.
 - idem, hal. 295.
 - idem, hal. 296.
 - idem, hal. 260.
 
DERITA DAN NIKMAT ALAM 
BARZAKH 
 | 
Seorang muslim wajib beriman bahwa azab kubur 
merupakan perkara yang haq, dan pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kepada 
penghuni kubur tentang Tuhannya, agamanya dan Nabinya suatu perkara yang 
pasti.1 Maka Abu Abdullah berkata, "azab kubur suatu yang hak dan tidak 
ada yang mengingkarinya kecuali orang sesat dan menyesatkan." 2 
Dan demikian itu berdasarkan Al-Qur'an, 
As-Sunnah dan ijma sahabat, maka kuburan merupakan liang dari taman surga atau 
liang dari jurang neraka, sehingga ketika seorang hamba mati dan dimasukkan ke 
liang kubur berarti ia telah mengawali alam akhiratnya. 
Ketahuilah, para pembela kebenaran sepakat 
bahwa Allah menciptakan untuk sang mayat suatu kehidupan yang bisa berupa 
kesengsaraan dan kelezatan di alam kubur.3 Dan seorang tidak tahu secara 
persis berapa lama ia harus tinggal di kampung hunian kuburan tersebut, kuburan 
adalah alam yang paling menakutkan setiap salafush shalih. 
Dalam hadits Barra bin Azib رضي الله عنه yang panjang, bahwa tatkala 
Rasulullah duduk di kuburan beliau bersabda "Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur." Ucapan itu diulang hingga dua atau tiga kali, kemudian beliau 
menuturkan tentang kondisi mayat mukmin dengan bersabda, "Maka ruhnya 
dikembalikan ke jasadnya kemudian datanglah dua malaikat dan keduanya 
mendudukkannya lalu keduanya bertanya, 'Siapakah Tuhanmu?' Maka ia menjawab, 
'Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya lagi, 'Apa agamamu?' Maka ia men jawab, 
'Agamaku adalah Islam.' Keduanya bertanya lagi "Siapa orang yang diutus 
kepadamu?' Maka ia menjawab 'Dia adalah Muhammad sebagai utusan 
Allah’. Lalu keduanya 
bertanya kepadanya, 'Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal itu?' Ia menjawab, 
'Saya membaca Kitabullah lalu saya beriman dan membenarkannya.'" 
"Maka terdengarlah dari langit suara panggilan 
yang memanggil. 'Jawaban hamba-Ku sudah benar. Maka hamparkanlah (permadani) 
dari surga dan bukakan pintu menuju arah surga serta berikanlah pakaian dari 
surga.' 
Beliau bersabda, "Maka masuklah ke alam kubur 
aroma semerbak dan wanginya surga lalu alam kuburnya diluaskan sejauh pandangan 
matanya." 
Beliau melanjutkan, "Maka datanglah seorang 
lelaki yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan menamakan wewangian lalu ia berkata, 
'Bergembiralah dengan sesuatu yang pernah dijanjikan kepadamu. Maka si mayat 
bertanya kepadanya, 'Siapa kamu? Wajahmu datang membawa kebaikan.' Maka ia 
menjawab, 'Maka saya adalah amal shalihmu.' Maka ia berkata, 'Ya Allah, 
bangkitkan segera Hari Kiamat hingga aku bisa kembali kepada keluargaku dan 
hartaku.' 
Kemudian beliau menceritakan kematian orang 
kafir beliau bersabda, "Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya lalu datanglah dua 
malaikat dan mendudukkannya 
lalu keduanya bertanya kepadanya, 'Siapa Tuhanmu?' la menjawab, 'Ha... ha... 
saya tidak tahu’. Lalu 
keduanya berlanya lagi, 'Apa agamamu?' Ia menjawab, 'Ha... ha... saya tidak 
tahu’. Keduanya bertanya 
lagi, "Siapa yang diutus kepadamu menjadi nabi?' Ia menjawab, 'Ha... ha saya 
tidak tahu’. 
Maka terdengarlah suara panggilan memanggil 
dari alas langit, "Ia berdusta. Hamparkanlah permadani dari neraka, berikanlah 
pakaian dari neraka dan bukakanlah pintu menuju neraka." 
Beliau bersabda, "Maka masuklah panasnya dan 
racunnya neraka, sehingga tulang rusuknya berantakan dan datanglah seorang 
lelaki yang berwajah buruk, berpakaian kumal dan berbau busuk. Lalu ia berkata, 
'bergembiralah dengan nasib buruk ini yang telah dijanjikan kepadamu 
sebelumnya.' Si mayat bertanya, 'Siapakah dirimu? Datang berwajah buruk?.  Ia 
menjawab 'Saya adalah amal burukmu’. Maka ia berkata, 'Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau bangkitkan Hari 
Kiamat.'" 
Ada tambahan dari hadits Jarir bahwa beliau 
bersabda, "Kemudian dihadirkan orang buta dan bisu yang ditangannya terdapat 
cemeti terbuat dari besi. Andaikata digunakan untuk memukul gunung, maka gunung 
itu akan menjadi debu bertebaran." 4  
Begitulah wahai saudaraku, kenikmatan surga 
bisa sampai kepada hamba pada saat masih berada di alan kubur, dan demikian pula 
siksaan neraka sampai kepada hamba pada saat masih berada di alam kubur, hingga 
malaikat Israfil meniup sangkakala sebagai pertanda Hari Kiamat tiba. 
Pasca kematian bukan tempat peristirahatan 
namun alam pertanggungjawaban dan tempat untuk menghisab seluruh amal perbuatan, 
maka sang penyair berkata: 
"Jikalau kita telah mati dibiarkan maka 
kematian menjadi tujuan setiap yang hidup. 
Tetapi tatkala kita mati pasti dibangkitkan 
dan ditanya tentang segala sesuatu." 
Wahai Dzat pengambil nyawa dari jiwa manusia 
pada saat kematian, wahai Dzat Pengampun dosa, jauhkanlah kami dari siksa 
kubur. 
 | 
Catatan Kaki: 
  | 
SIKSA KUBUR MENIMPA JASAD DAN 
RUH 
 | 
Menurut pendapat yang shahih siksa kubur 
menimpa jasad dan ruh seperti yang telah ditegaskan dalam hadits-hadits berikut 
ini: 
 
إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً 
عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي 
عَلَيْهِمْ 
"Sesungguhnya 
kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah Azza wa Jalla 
memberi cahaya pada kuburan itu dengan shalatku atas mereka." Maka beliau 
mendatangi kuburannya dan shalat atasnya.1  
 
Menurut pendapat yang benar bahwa siksa kubur 
menimpa ruh dan jasad seperti yang telah ditegaskan Imam Ibnu Rajab, "Di antara 
dalil-dalil yang menunjukkan bahwa siksa kubur menimpa jasad dan ruh adalah 
hadits-hadits yang menjelaskan tentang mayat yang diimpit di alam kuburnya 
hingga tulang rusuknya hancur berantakan. Kalau siksa kubur hanya menimpa ruh 
saja maka tidak hanya khusus terjadi di alam kubur saja dan tidak perlu 
dinisbatkan kepadanya." 3 
Imam As-Subki berkata, "Kembalinya ruh ke 
jasad di alam kubur merupakan ketetapan (final) berdasarkan hadits shahih yang 
berlaku bagi semua mayat terutama bagi orang-orang yang mati syahid.” 
4 
Ibnu Qayyim berkata, "Jika kamu telah 
mengetahui beberapa pendapat yang batil, maka ketahuilah madzhab salaful ummah 
dan para imam sunnah (bersepakat) bahwa seorang hamba setelah mati berada dalam 
nikmat atau azab di alam kubur. Dan demikian itu menimpa ruh dan jasadnya. Dan 
setelah ruh berpisah dari badan maka ia terus berada dalam nikmat atau azab. Dan 
terkadang menimpa badan sehingga ia mendapat nikmat atau azab. Kemudian pada 
saat kiamat besar maka ruh-ruh tersebut dikembalikan ke badan lalu semuanya 
bangkit dari alam kubur mereka untuk menghadap Rabbul Alamin. Sedang kembalinya 
ruh ke jasad telah terjadi kata sepakat antara kaum muslimin, Yahudi dan 
Nasrani."5 
Inilah yang dimaksud sabda Nabi, "Sesungguhnya nyawa orang beriman berbentuk burung yang bertengger 
di pohon surga hingga dikembalikan Allah ke jasadnya pada hari Allah 
membangkitkannya."  6 
  | 
Alam Kubur Sangat Gelap dan 
Seram 
 | 
Rasulullah صلي الله 
عليه وسلم bersabda: 
إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً 
عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي 
عَلَيْهِمْ 
"Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi dengan 
kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah Azza wa Jalla memberi cahaya pada kuburan 
itu dengan shalatku atas mereka." 1 
Catatan Kaki: 
  | 
Azab Kubur Dipukul dengan Cemeti 
Besi 
 | 
Rasulullah صلي الله 
عليه وسلم bersabda: 
الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ 
وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ 
أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا 
الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ 
عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ 
أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى 
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ 
الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ 
لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً 
بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا 
الثَّقَلَيْنِ 
"Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan 
di liang kubur dan para pengantar pulang maka ia mendengar suara terompah 
mereka. Datanglah dua malaikat lalu mendudukkannya kemudian bertanya, Apa 
komentarmu tentang Muhammad?' Adapun orang mukmin menjawab, Aku bersaksi bahwa 
dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.' Maka dikatakan kepadanya, 'Lihat tempat 
tinggalmu dari api neraka telah diganti oleh Allah dengan tempat tinggal dari 
surga.' Maka ia bisa melihat keduanya. Dan adapun orang munafik dan orang kafir, 
maka ditanya, Apa komentarmu tentang orang ini (Muhammad)?' Dia menjawab, 'Aku 
tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan orang-orang.' Maka 
dikatakan kepadanya, 'Kamu tidak mengerti dan tidak tahu.' Dan dia dipukul 
dengan gadam yang terbuat dari besi sekali pukulan. Maka ia berteriak kencang 
hingga didengar makhluk yang ada disekitarnya kecuali manusia dan 
jin!”.1  
  | 
Azab Kubur dengan Diimpit 
Bumi 
 | 
Dari Ibnu Abbas رضي 
الله عنهما berkata, "Pada suatu hari ketika Saad bin 
Muadz dikubur maka Nabi صلي الله عليه وسلم duduk di hadapan kuburannya lalu bersabda, 'Seandainya seseorang bisa selamat dari siksa kubur atau pertanyaan 
di alam kubur maka Sa'ad bin Muadz pasti selamat darinya, namun dia diimpit 
dengan sekali impitan kemudian dilonggarkan darinya.” 1 
Catatan Kaki: 
  | 
Azab Kubur dengan Dibelit Ular 
Berbisa 
 | 
Rasulullah صلي الله 
عليه وسلم bersabda: 
يُرْسَلُ عَلَي الكَافِرِ حَيَّتَانِ وَاحِدَةٌ 
مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ وَأُخْرَي مِنْ قِبَلِ رِجْلَيْهِ تَقْرِضَانِهِ قَرْضًا 
كُلَّمَا فَرَغَتَا عَادَتَا إِلَي يَوْمِ القِيَامَةِ 
"Dikirim kepada orang kafir dua ekor ular, 
seekor ular dari arah kepalanya dan yang lainnya dari arah kakinya yang 
membelitnya dengan kuat, ketika tuntas maka kembali membelitnya hingga Hari 
Kiamat.”1 
  | 
Azab Kubur Dibakar dengan 
Api 
 | 
| 
 
ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَى وَأَخَاهُ هَارُونَ 
بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُّبِينٍ. إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاسْتَكْبَرُوا 
وَكَانُوا قَوْماً عَالِينَ 
"Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun 
dengan membawa tanda-tanda (kebesaran Kami), dan bukti yang nyata. Kepada 
Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah 
orang-orang yang sombong.” (QS Al-Mukminun [23]: 45-46). 
Catatan Kaki: 
 
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوّاً 
وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ 
الْعَذَابِ 
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi 
dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): 
"Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (QS 
Al-Mu’min/ Ghofir [40]: 46)  
Azab Kubur untuk Orang Sombong 
Di antara pemicu siksa kubur adalah sikap 
angkuh dan sombong, sebagaimana sabda Nabi 
 صلي الله 
عليه وسلم: 
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ 
تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ فَهُوَ 
يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ 
"Ketika seseorang sedang berjalan, mengenakan 
pakaian yang merasa bangga diri dan rambut tersisir dengan baik, tiba-tiba Allah 
tenggelamkan ke bumi dan dia dalam keadaan sekarat hingga Hari 
Kiamat."1      
Catatan Kaki: 
 
Azab Kubur bagi Koruptor dan Pemakan Harta 
Haram 
Rasulullah bersabda:  
وَالَّذِي 
نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنْ 
الْمَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ 
نَارًا 
"Dan demi dzat yang 
jiwaku ada di tangan-Nya, sunggnya sehelai kain kecil dari harta ghanimah yang dia curi pada perang 
Khaibar yang diluar pembagian ghanimah akan menjadi bara api (di alam 
kuburnya)." 1 
Catatan Kaki: 
 
Azab Kubur Bagi Orang yang Suka Ghibah atau 
Namimah dan Tidak Menjaga Kencing 
Rasulullah صلي الله 
عليه وسلم bersabda: 
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ 
فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا 
الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً 
فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ 
اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ 
يَيْبَسَا 
"Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya 
tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari 
percikan kencing dan yang kedua berjala' di muka bumi dengan 
namimah." Kemudian beliu 
mengambil pelepah kurma basah dan membelai menjadi dua lalu beliau menancapkan 
pada setia} kuburan satu pelepah kurma." Mereka berkata "Wahai Rasulullah, 
kenapa engkau melakukan itu?" Beliau bersabda, "Mudah-mudahkan diringankan 
(siksa kubur) dari keduanya, selagi (pelepah kurma itu) belum 
kering."1 
Catatan Kaki: 
 
Azab Kubur Bagi Khatib Gadungan 
Rasulullah صلي الله 
عليه وسلم bersabda: 
"Aku pernah mendatangi sekelompok laki-laki 
pada waktu Isra' mi'rajku yang lisan mereka sedang dipotong-potong dengan alat 
pemotong dari neraka. Aku bertanya, 'Siapakah mereka, wahai Jibril?' Beliau 
menjawab, 'Mereka adalah para khatib dari umatmu yang memerintahkan manusia 
dengan kebaikan sementara melupakan diri mereka sendiri padahal mereka membaca 
al-Kitab, apakah mereka tidak berfikir?'" 1 
Catatan Kaki: 
 
Azab Kubur yang Menimpa Pendusta, Pezina, 
Pemakan Riba, Meninggalkan Shalat dan Orang yang Menelantarkan 
Al-Qur'an 
Nabi صلي الله عليه 
وسلم bersabda: 
لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ 
أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي فَأَخْرَجَانِي إِلَى الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ 
فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ قَالَ 
بَعْضُ أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى إِنَّهُ يُدْخِلُ ذَلِكَ الْكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ 
حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ 
وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ قُلْتُ مَا هَذَا 
قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى 
قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ أَوْ صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ 
رَأْسَهُ فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الْحَجَرُ فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ 
فَلَا يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا 
هُوَ فَعَادَ إِلَيْهِ فَضَرَبَهُ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ 
فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ 
وَاسِعٌ يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ 
أَنْ يَخْرُجُوا فَإِذَا خَمَدَتْ رَجَعُوا فِيهَا وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ 
عُرَاةٌ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا 
عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ 
النَّهَرِ 
قَالَ يَزِيدُ وَوَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا شَجَرَةٌ عَظِيمَةٌ وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ وَإِذَا رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ الشَّجَرَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا بِي فِي الشَّجَرَةِ وَأَدْخَلَانِي دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا فِيهَا رِجَالٌ شُيُوخٌ وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ فَأَدْخَلَانِي دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ فِيهَا شُيُوخٌ وَشَبَابٌ قُلْتُ طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ قَالَا نَعَمْ أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمْ الزُّنَاةُ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا الرِّبَا وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ النَّاسِ وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ خَازِنُ النَّارِ وَالدَّارُ الْأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ عَامَّةِ الْمُؤْمِنِينَ وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ وَأَنَا جِبْرِيلُ وَهَذَا مِيكَائِيلُ فَارْفَعْ رَأْسَكَ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا فَوْقِي مِثْلُ السَّحَابِ قَالَا ذَاكَ مَنْزِلُكَ قُلْتُ دَعَانِي أَدْخُلْ مَنْزِلِي قَالَا إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ فَلَوْ اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ 
"Akan tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua 
orang lelaki lalu keduanya memegang tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang 
disucikan, tiba-tiba aku dapati seorang yang sedang duduk dan seorang lagi 
sedang berdiri sementara di tangannya memegang tombak dari besi. Sebagian 
sahabat kami berkata, 'Dari Musa.' Tombak besi itu ditusukkan pada pojok mulut 
hingga tembus ke tengkuk. Kemudian ditusukkan pada pojok mulut sebelahnya 
seperti itu. Setelah pojok mulut pulih kembali maka disiksa lagi seperti 
itu. 
"Aku bertanya, 'Siapakah dia itu?' Kedua orang 
itu berkata, 'Pergilah.' Maka kami pergi hingga bertemu dengan orang yang sedang 
tidur terlentang dan seorang lagi berdiri di atas kepalanya dengan memegang alat 
pemukul atau batu besar lalu dihantamkan ke arah kepalanya. Ketika dihantam 
dengan batu maka batu tersebut terpental. Maka orang itu pergi untuk 
mengambilnya dan tidaklah orang itu kembali melainkan kepala tersebut rekat dan kembali 
seperti semula. Orang itu kembali kepadanya dan memukulnya. 
"Aku bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya 
berkata, 'Pergilah!' Maka kami pergi hingga sampai di suatu tempat yang 
berlubang besar seperti dapur roti bagian atas sempit sedangkan bagian bawah 
lebar. Dari arah bawah ada api yang menyala. Ketika api mendekat, maka mereka 
terangkat hingga mereka hampir keluar dan ketika api padam mereka kembali ke 
tempat semula. Dan di dalamnya terdapat kaum laki-laki dan kaum perempuan dalam 
kondisi telanjang. 
Maka aku bertanya, 'Siapakah mereka itu?' 
Keduanya berkata, 'Pergilah!" Maka kami pergi hingga kami mendatangi sebuah 
sungai darah, sementara ditengah sungai ada seorang lelaki yang berdiri. Dan di 
tepi sungai ada seorang lelaki yang di hadapanya ada batu-batu. Ketika orang yang di tengah 
sungai berenang ketepi dan hendak keluar darinya maka orang tersebut melemparkan 
batu tepat pada mulutnya. Orang tersebut kembali ke tempat semula. Dan setiap 
orang tersebut ingin ke tepi dan hendak keluar maka dilempar dengan batu hingga 
kembali ke tempat semula. 
Aku bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya 
berkah 'Pergilah.'Maka kami pergi hingga kami sampai di suah taman yang sangat 
hijau. Dan di dalamnya terdapat pohon yang sangat besar dan di bawah pohon ada 
orang tua dan anak-anak. Sementara ada orang laki-laki yang dekat dengan pohon 
di tangannya memegang api yang dia nyalakan lalu dia membawaku ke atas pohon dan 
memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang belum 
pernah aku lihat suatu rumah sebagus itu. Di dalamnu 
terdapat kaum laki-laki tua, para pemuda, kaum wanita dan anak-anak. Kemudian 
keduanya membawaku keluar darinya dan menaikkanku ke pohon dan memasukkan ku ke 
sebuah rumah yang lebih bagus dan lebih indah. Di dalamnya terdapat kaum lelaki 
tua dan para pemuda. 
Aku berkata, 'Kalian berdua telah membawaku 
berkeliling semalam suntuk, maka kabarkan kepadaku tentang apa yang aku 
lihat?'Keduanya berkata, 'Ya Adapun orang yang ditusuk pojok mulutnya adalah 
pendusta yang berbicara kedustaan. Lalu diambil suatu kabar darinya hingga 
tersebar ke seluruh penjuru dunia dan dia disiksa sebagaimana yang kamu lihat 
hingga Hari Kiamat. Adapun orang yang dihantam kepalanya dengan batu adalah 
orang yang diajarkan Allah tentang Al-Qur'an lalu tidur di malam hari dan tidak 
mengamalkan (Al-Qur'an) di siang hari maka dia disiksa hingga Kiamat. Mereka 
yang kamu lihat berada di lubang besar maka mereka adalah para pezina. Dan orang 
yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah pemakan riba. Dan orang tua yang 
berada di bawah pohon adalah Nabi Ibrahim, sementara anak-anak yang berada di 
sekitarnya adalah anak-anak umat manusia. Dan orang yang menyalakan api adalah 
malaikat Malik penjaga neraka. Rumah yang kamu masuki pertama kali adalah rumah 
hunian kaum mukminin secara umum. Adapun rumah berikutnya adalah rumah 
orang-orang yang mati syahid. Dan Aku adalah Jibril sedang ini adalah Mikail. 
Maka angkatlah kepalamu.' 
"Maka aku mengangkat kepalaku tiba-tiba ke 
arah atas aku melihat seperti mendung. Keduanya berkata, 'Itu adalah 
rumahmu.' 
"Aku berkata, 'Biarkan aku masuk ke rumahku.' 
Keduanya berkata, 
'Sesungguhnya kamu masih punya sisa umur yang belum kamu habiskan, jika kamu 
telah menyempurnakan 
umurmu, maka kamu akan memasuki rumahmu.” 1 
Catatan Kaki: 
 
PEMICU UTAMA SIKSA KUBUR 
Sebab-sebab yang memicu siksa kubur yang 
menimpa penghuni alam barzakh terbagi menjadi dua macam: 
Pertama, sebab umum 
yaitu mereka disiksa karena kejahilan mereka terhadap Allah, tidak menunaikan 
ketaatan dan melakukan kemaksiatan. Allah tidak menyiksa ruh yang mengenal-Nya, 
mencintai-Nya, mengikuti perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan tidak menyiksa 
badan untuk selamanya selagi kondisi ruhnya demikian. Dan siksa kubur dan azab 
akhirat menimpa seorang hamba akibat murka dan marah Allah kepadanya. Siapa yang 
perbuatannya mengundang murka dan marah Nya di dunia dengan melakukan maksiat 
sampai mati  belum sempat bertobat, maka ia mendapat siksa kubur sesuai kadar 
murka dan marah Allah kepadanya. 
Kedua, sebab khusus 
sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah tentang dua orang yang disiksa di alam 
kuburnya: orang yang pertama disiksa karena namimah 
di tengah manusia dan orang yang kedua disiksa karena 
tidak menjaga percikan kencing. Kemudian beliau juga menyebutkan orang disiksa 
karena shalat tanpa bersuci, orang disiksa karena melewati orang teraniaya tapi 
tidak menolongnya, orang disiksa karena diberi Al-Qur'an tapi tidak shalat malam 
dan tidak mengamalkannya, mereka disiksa karena berzina, mereka disiksa karena 
memakai harta riba, mereka disiksa karena malas shalat subuh, mereka disiksa 
karena tidak mau membayar zakat, mereka disiksa karena menyulut api fitnah di 
tengah umat manusia, mereka disiksa karena sombong dan congkak, mereka disiksa 
karena beramal riya, dan mereka disiksa karena suka mengumpat dan menghina orang 
lain.1 
Akan tetapi mayoritas siksa kubur diakibatkan 
karena tidak menjaga percikan kencing, ghibah 
atau namimah sebagaimana yang dijelaskan Nabi صلي الله 
عليه وسلم dalam sabdanya: 
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ 
فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا 
الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً 
فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ 
اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ 
يَيْبَسَا 
"Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya 
tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari 
percikan kencing dan yang kedua berjalan di muka bumi dengan namimah”. 
Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah dan membelah menjadi dua lalu 
beliau menancapkan pada setiap kubviran satu pelepah kurma. Mereka berkata, 
"Wahai Rasulullah,   kenapa   engkau   melakukan   itu?" Beliau bersabda, 
"Mudah-mudahkan diringankan (siksa kubur) dari keduanya, selagi 
(pelepah kurma itu) belum kering." 2 
Bahkan kencing menjadi faktor utama dan 
dominasi siksa kubur seperti yang telah ditegaskan sebuah hadits dari Abu 
Hurairah رضي الله عنه bahwa 
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: 
أَكْثَرُ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْ 
اَلْبَوْلِ 
"Kebanyakan azab kubur dari kencing." 
3 
Imam Qatadah berkata, "Sesungguhnya mayoritas siksa kubur berasal dari tiga perkara: ghibah, namimah dan kencing."4 
Sebagian ulama menyingkap alasan, kenapa 
mayoritas siksa kubur disebabkan percikan kencing, namimah atau ghibah. Karena kuburan adalah rintangan 
pertama kali akhirat dan di dalamnya terdapat berbagai macam kejadian sebagai 
rentetan peristiwa yang akan terjadi setelah Hari Kiamat, baik berupa siksa atau 
pahala. 
Sedangkan maksiat yang dilakukan seorang hamba 
ada dua macam, yakni maksiat yang terkait dengan hak Allah dan maksiat yang 
terkait dengan hak hamba. 
Sementara hak Allah yang pertama kali dihisab 
adalah shalat dan hak hamba yang pertama dihisab adalah darah. 
Adapun di alam Barzakh diputuskan pembuka dan 
pemicu utamanya, sementara pembuka shalat adalah bersuci dari hadats dan najis 
sedangkan pembuka pertumpahan darah adalah namimah dan ghibah. Dan keduanya 
merupakan dosa paling mudah terjadi, sehingga awal perhitungan dan siksaan di 
alam Barzakh dimulai dengan kencing dan namimah atau ghibah.5 
Catatan Kaki: 
 
HIKMAH AZAB KUBUR TIDAK DIDENGAR 
MANUSIA 
Para ulama sepakat bahwa azab kubur bisa 
didengar oleh semua makhluk 
yang berada di sekitar kuburan kecuali manusia dan bangsa jin sebagaimana sabda 
Nabi: 
وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ 
فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ 
وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ 
أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا 
الثَّقَلَيْنِ 
"Dan adapun orang munafik dan orang kafir, 
maka ditanya: 'Apa komentarmu tentang orang ini (Muhammad)?' Dia menjawab: 'Aku 
tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan 
orang-orang. Maka dikatakan kepadanya: 'Kamu tidak mengerti dan tidak tahu!. 
'Dan dia dipukul dengan gadam yang terbau dari besi sekali pukulan. Maka ia 
berteriak kencang hingga didengar makhluk yang ada di sekitarnya kecual manusia 
dan jin". 1 
Adapun hikmahnya sebagaimana yang dijelaskai 
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin2 sebaga berikut: 
 
Catatan Kaki: 
  | 




















































