Bismillahirrahmanirrahim.
Dari Abi Sa’id Al Khudri ra berkata : Pada suatu hari Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam masuk masjid, tiba-tiba beliau bertemu dengan seorang Anshar yang sering dipanggil Aba Umamah. Beliau berkata: “ Wahai Abu Umamah! Kenapa aku lihat kamu duduk di masjid diluar waktu sholat?”Dia menjawab :” Kegelisahan yang sedang menggelayutiku dan hutang ya Rasulullah“. Beliau berkata: “Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah perkataan yang apabila diucapkan, Allah akan menghilangkan kegelisahan dari mu dan akan menghapus hutangmu?” Dia menjawab Tentu aku mau ya Rasulullah. Beliau pun berkata lagi: Ucapkanlah di pagi dan sore mu: „Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan…“Dia berkata: Akupun mempraktekkan do’a ini. Lalu Allah menghilangkan rasa gundahku dan menghapus hutang-hutangku“ (HR.Abu Dawud)
Doa
Alloohumma inni
a’uudzubika minal hammi wal hazan, wa a’udzubika minal ‘ajzi
wal kasal , wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika
min gholabatid-daini waqohrir-rijal (3x)
Artinya
“Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan
kemalasan, dan sifat pengecut dan bakhil, dan dari tekanan hutang dan
kesewenang-wenangan orang.“ (Dibaca 3x)
Yang pertama Gelisah. Apabila orang
gelisah pikirannyapun sudah tertumbuk , jalan untuk maju sudah tidak
ada lagi. Padahal dalam kehidupan itu manusia tidak akan berjalan
diatas jalan yang datar saja yang bertaburkan kembang. Kehidupan itu
mendaki, menurun, melereng , berenang, melewati ombak dan gelombang.Itu pasti dalam hidup.
Kusut , tak ada kusut yang tak selesai
Keruh, tak ada keruh yang tak jernih
Apabila pikiran kita telah susah lebih
dulu maka gelaplah jalan yang akan kita tempuh kemuka dalam kehidupan
ini.
Yang kedua kita disuruh berlindung
kepada Allah daripada Duka cita. Yang menyebabkan orang duka cita itu
memang banyak, misalnya kehilangan barang yang disukai kematian orang
yang disenangi, bahaya yang datang dengan tiba-tiba, orang yang ditunggu sudah lama tidak datang, barang yang dicari tak
bertemu dll. Lalu tumbuh duka cita, kalau kesusahan menyebabkan soal
yang kita hadapi jadi kusut maka kedukaan menyebabkan jalan yang kita
tempuh jadi gelap. Ini 2 hal yang bisa menghambat dan menjadi
rintangan bagi manusia didalam kehidupannya.
Lalu yang ketiga "Aku berlindung kepada
Allah dari Lemah" . Lemah apa? Lemah pikiran. Tidak ada energi lagi, ga
ada inisiativ lagi , menyerah saja, lemah. Belum dihadapi suatu soal
hati lebih dulu lemah, merasa itu soal terlalu besar padahal kalau
dihadapi tidak ada kusut yang tidak terselesaikan tidak ada keruh
yang tidak terjernihkan, dan yang lebih berbahaya lagi
Yang keempat, apa ? Malas
Kalau sudah malas, apa yang akan
dikerjakan lagi?, kita duduk dan termenung-menung dalam kemalasan lalu
angan-angan banyak cita cita mati. Angan-angan hendak terbang padahal
sayap tidak ada, angan-angan hendak mempunyai ini , hendak mempunyai
itu, hendak mempunyai Mercedez Benz hendak mempunyai rumah besar tapi
ikhtiar tidak ada, sebab itu ada pepatah dari orang tua kita dizaman
dulu dikatakannya
Mati belanda karena pangkat
Mati cina karena kaya
Mati Melayu atau Indonesia karena angan
angan
Ini dia angan-angan karena malas tadi. Berangan-angan.... berangan-angan tapi malas jadi tidak jadi dan itu juga membentuk kepada diri kita bahwa orang pemalas itu jalannya lunglai saja, matanya muram saja, tak jauh dia memandang.
Yang kelima dan nomor enam, "Dan aku berlindung kepada Engkau daripada Bakhil dan Pengecut". Ini lebih berbahaya lagi. Dikumpul kumpulkannya harta banyak-banyak, maksudnya tadi hendak menguasai harta itu, tetapi lama-lama dengan tidak disadarinya harta itulah yang menguasai dia. Dia menjadi bakhil. Siang malam tidak ada kesenangan, sibuk cari uang.... cari uang kemudian simpan banyak-banyak. Gunanya ya cuma untuk mengumpul itu saja akhirnya berapa banyaknya orang yang mengumpul harta banyak-banyak, faedahnya tidak didapatnya.
Yang nomor enam lebih jahat lagi, Pengecut. Pengecut ini menjadikan separuh dari kehidupan manusia menjadi gagal. Ada pepatah orang
kalau engkau berniaga atau berusaha meskipun modalmu tadinya tidak ada asal engkau berani itu lah modal utama dalam hidup
Sesuai dengan pepatah Indonesia lama
Putuslah tali layang layang
Robek kertas tangkai bingkai
Hidup jangan mengepalang
Tidak kaya keberanian pakai
Keberanian itu adalah modal. Sebab itu
kalau orang rugi berniaga itu belum rugi, yang penting berani.
Karena perniagaan itu tidak saja
beruntung, rugi juga kadang-kadang. Tapi kalau keberanian yang hilang
separuh dari kekayaan tadi sudah habis. Walaupun masih banyak ada, tapi
keberanian tidak ada separuh sudah habis. Akhirnya walaupun
kekayaan besar tapi kepercayaan ilang itu namanya habis, tidak ada
lagi walaupun berjuta yang tinggal didalam tangan tapi orang tak
percaya, apa lagi artinya?
Sebab yang pertama kali modal itu
keberanian menghadapi hidup
Yang ketujuh,"Dan aku
berlindung kepada Engkau ya Illahi daripada Pengaruh Utang.
Itulah anak muda yang duduk disudut
mesjid tadi yang dipengaruhi oleh utang. Sampai Rasulullah sendiripun
mengatakan jagalah supaya sedapat dapatnya jangan sampai berhutang,
tapi boleh saja berhutang tapi kalau ada keberanian untuk membayar,
tapi kalau pengecut akan payah untuk membayar hutang.
Utang itu susah pada malam hari, mata
tidak mau tidur dengan apa timbangan utang tadi, berapa utang tadi,
berapa yang akan diterima, sehingga mata tidak mau tidur malam itu
memikirkan utang
akhirnya kalau siang hari badan terasa
hina, tak mau keluar dari rumah, kota yang besar, begitu banyak
jalan. Ada yang jalan itu bertambah lama bertambah kecil jumlahnya,
kalau orang lain mempunyai seratus macam jalan ia paling tinggi cuma
2 saja jalannya. Jalan dari rumahnya ketempat yang tertentu, yang
lain dia tidak berani karena apa?, karena ada tempat dia berutang. Jadi
dikatakan didalam hadits itu orang berutang malam tak mau tidur
siang malu sama orang takut akan ditanyai, takut akan dicari, atau
dia berbenam dirumah datang orang menunggu piutang dia bilangkan
kepada pembantunya atau kepada anaknya, katakan bapak tidak ada
dirumah. Anak yang bodoh atau pembantu yang bodoh menjawab pertanyaan,
Mana
bapak?, dia bilang, "tadi bapak bilang bapak tidak ada dirumah".
Lantas yang nomor delapan, kita tidak
mempunyai lagi kemerdekaan diri buat menyatakan perasaaan kita,
karena kita segan kepada orang , kita terlalu banyak berutang budi
kepada nya, kita terlalu banyak mendapat hadiyah darinya , kita
terlalu banyak dll. Sehingga mulut kita menjadi tertutup tak dapat
bercakap lagi ditekan oleh hutang budi kepada orang tadi. Kemerdekaan
diri sudah tidak ada lagi, inilah 8 perkara yang ditunjukkan oleh
nabi Shalallahu 'alaih wassalam kepada pemuda yang duduk tadi.
Dapatlah kita mengambil pedoman dalam
kehidupan kita sendiri bahwa yang amat penting lebih dahulu adalah
kemerdekaan jiwa kalau sekiranya didalam negara yang telah merdeka
kita mnyorakkan kemerdekaan dmana mana, tapi banyak orang yang lupa,
negara nya telah merdeka, dirinya sendiri telah menjadi terjajah,
bukan belanda karena belanda sudah lebih 60 tahun pergi meninggalkan
negri ini dan bukan bengsa yang lain tapi penjajahan yang datang dari
sifat sifat yang lemah yang kita katakan tadi.
Kesusahan, kalau kesusahan kita perturutkan , jalan yang kita tempuh menjadi buntu kita tak tau lagi kemana mau pergi , sehingga kusut itu benang tak tau lagi jalan keluar, padahal pangkal dari kesusahan itu bukan dari luar tapi dari dalam jiwa kita sendiri yaitu dalam dada kita sendiri
Kesusahan, kalau kesusahan kita perturutkan , jalan yang kita tempuh menjadi buntu kita tak tau lagi kemana mau pergi , sehingga kusut itu benang tak tau lagi jalan keluar, padahal pangkal dari kesusahan itu bukan dari luar tapi dari dalam jiwa kita sendiri yaitu dalam dada kita sendiri
Duka cita
kalau duduk jangan termenung
kalau termenung riya pun tiba
kalau duduk jangan termenung
kalau termenung hatipun iba
Kalau hati sudah iba jalan tertumbuk
sampai ada juga pepatah nenek moyang kita
hati yang marah mendorongkan
hati yang iba menjauhkan
sebab itu haruslah kita bersedia
membersarkan jiwa kita sendiiri, kepala terangkat harga diri dijaga
Lemah dan Malas
Kelemahan ini ada juga bisa karena penyakit.
kenapa lemah saja, kenapa setiap
perkerjaan yang dihadapi pesimis yang timbul sehingga timbul malas
kalau perlu kita pergi kepada dokter terutama Psikiater, kita tanyai
dimanasih kelemahan ini
karena kelemahan jiwa kemalasan, lemah
dan malas itu dari jiwa pangkalnya. Ahli-ahli ilmu kesehatan yang
telah mendalam mengetahui hubungan antara rohani dan jasmani, sehingga muncul ilmu yang dinamai Psykosomatik, menganalisa jiwa
darimana seginya, maka timbul lemah, maka timbul malas. Disini kita
memerlukan kuatnya energi sebab apabila manusia mempunyai jiwa yang
besar pekerjaan yang besarpun dipandangnya kecil tapi jika manusia
mempunyai jiwa yang kecil pekerjaan yang kecilpun dipandangnya besar.
Maka orang orang yang lemah atau yang pemalas tidak dapat
mengerjakan pekerjaan yang besar.
Bakhil
Menerima mau banyak, mengeluarkan paling sedikit. Tadinya dia mneguasai harta akhirnya tanpa disadarinya dia yang di kuasai harta. Orang yang begini kerjaannya cuma mengumpul harta saja. Kumpul kan harta sebanyak-banyaknya kemudian Allah memanggilnya kembali ke akhirat mati tidak ada harta tadi yang dibawanya, tingal menjadi perselisihan diantara anak dan cucu. Dihari yang pertama anak tadi menangis ayahnya telah mati tapi dihari yang kedua dan ketiga dia tidak menangis lagi dia berpikir dimana kunci ditaruh ayah, dimana simpanan ayah, berapa peninggalan ayah, lalu mereka berkelahi. Ini karena ayah tadi bukhul , nikmatnya orang lain yang merasai dia sendiri sengasara diperintah oleh harta nya itu.
Pengecut
Dia berjalan malam hari, keliatan olehnya pohon kayu bergerak-gerak. Disangkanya itu hantu, lalu dia lari. lari terus..... bertambah lari bertambah takut, akhirnya dia pingsan karena sudah lari itu, dilihat tidak ada apa apa oleh orang yang berani. Ini adalah orang yang gagal didalam perjalanan hidup karena penakutnya karena pengecutnya itu. Padahal didalam keterangan agama sendiri, "jangan engkau merasa lemah jangan engkau merasa duka cita jangan engkau merasa pengecut, engkau tinggi kalau engkau beriman kepada Allah Subhanahu wata'ala. Dengan iman kepada Allah itu kita melihat alam dalam keindahan nya dalam kekecilannya, yang besar hanya Allah. Kita tidak takut karena tidak ada satu bahaya yang kan menimpa kepada diri kita kalau tidak Allah yang menentukan.
Pengaruh hutang
Alangkah kecilnya jiwa orang apabila dia telah berhutang kepada orang lain. Dibikin janji tanggal sekian akan dibayar, tanggalnya sudah dekat persediaan belum ada, kemudian timbul kecil jiwa.
Menerima mau banyak, mengeluarkan paling sedikit. Tadinya dia mneguasai harta akhirnya tanpa disadarinya dia yang di kuasai harta. Orang yang begini kerjaannya cuma mengumpul harta saja. Kumpul kan harta sebanyak-banyaknya kemudian Allah memanggilnya kembali ke akhirat mati tidak ada harta tadi yang dibawanya, tingal menjadi perselisihan diantara anak dan cucu. Dihari yang pertama anak tadi menangis ayahnya telah mati tapi dihari yang kedua dan ketiga dia tidak menangis lagi dia berpikir dimana kunci ditaruh ayah, dimana simpanan ayah, berapa peninggalan ayah, lalu mereka berkelahi. Ini karena ayah tadi bukhul , nikmatnya orang lain yang merasai dia sendiri sengasara diperintah oleh harta nya itu.
Pengecut
Dia berjalan malam hari, keliatan olehnya pohon kayu bergerak-gerak. Disangkanya itu hantu, lalu dia lari. lari terus..... bertambah lari bertambah takut, akhirnya dia pingsan karena sudah lari itu, dilihat tidak ada apa apa oleh orang yang berani. Ini adalah orang yang gagal didalam perjalanan hidup karena penakutnya karena pengecutnya itu. Padahal didalam keterangan agama sendiri, "jangan engkau merasa lemah jangan engkau merasa duka cita jangan engkau merasa pengecut, engkau tinggi kalau engkau beriman kepada Allah Subhanahu wata'ala. Dengan iman kepada Allah itu kita melihat alam dalam keindahan nya dalam kekecilannya, yang besar hanya Allah. Kita tidak takut karena tidak ada satu bahaya yang kan menimpa kepada diri kita kalau tidak Allah yang menentukan.
Pengaruh hutang
Alangkah kecilnya jiwa orang apabila dia telah berhutang kepada orang lain. Dibikin janji tanggal sekian akan dibayar, tanggalnya sudah dekat persediaan belum ada, kemudian timbul kecil jiwa.
Pengaruh orang lain kepada diri kita sendiri sehingga kita tidak berani lagi menyebut kebenaran tidak berani lagi mengatakan yang hak, lidah telah tertutup mulut telah penuh dengan air sehingga tak dapat dibuka lagi. Segan kita karena sudah terlalu banyak berhutang budi kepada orang walaupun sudah jelas perbuatan orang itu salah, kita tak berani lagi menegur dengan demikian timbulah didalam masyarakat, apa yang disebut dalam bahasa arab "munafik" yaitu lain di mulut lain dihati, hati mengatakan perbuatan orang ini salah tapi mulut mengatakan "baik bagus bapak".
Katakan yang benar walaupun pahit, ini
murah untuk dikatakan tapi kalau jiwa sudah tertekan tidak berani
menyebutnya lagi
Wallahu a'lam bish Showwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar