Allah dan Para Malaikat

Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat (mendo'akan kebaikan) bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia” [HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (no. 7912)].

Jumat, 20 Desember 2013

CIRI - CIRI DAJJAL

ciri-ciri dajjal
 
Hadits-Hadits tentang Dajjal sangat banyak dan shahih, bahkan para Ulama menganggapnya mutawatir. Tidak ada seorangpun dari kalangan ahlussunnah yang menentang berita munculnya Dajjal tersebut, kecuali seperti biasanya kelompok yang lebih menuhankan akalnya Mu’tazilah dan Rasionalis. Mereka menganggap bahwa Dajjal hanyalah ungkapan tentang sifat, bukan satu sosok makhluk yang disebut dengan Dajjal. Maka menurut mereka setiap orang yang memandang segala masalah hanya dengan sebelah mata yaitu hanya dengan barometer dunia, maka dia adalah Dajjal.

Tentunya anggapan mereka ini adalah anggapan batil yang terbantah dengan hadits-hadits yang shahih. Cukup saya nukilkan hadits-hadits tersebut yang menjelaskan sifat-sifat Dajjal. Niscaya akan menjadi jelas apakah Dajjal itu sebuah ungkapan, sifat atau memang sesosok makhluk dari jenis manusia yang akan muncul di akhir Zaman.

Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya Dajjal, yaitu sosok manusia dari turunan Adam yang akan menjadi fitnah bagi manusia.karena besarnya fitnah Dajjal dan sangat berbahayanya bagi manusia,maka Rasulullah SAW menjelaskan sifat-sifatnya secara rinci dalam berbagai hadits.

Tentang Ciri-Ciri Dajjal marilah kita mulai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

1. "Dan aku melihat orang yang berambut ikal pendek, yang mata-kanannya buta Aku bertanya: Siapakah ini? Lalu dijawab, bahwa ia adalah Masihid - Dajjal" (Bukhari 77:68,92)

2. "Awas! dia pecak (buta sebelah)… dan diantara dua matanya, tertulis 'Kafir'…"
(Bukhari 93:27).

Dari gambaran tersebut dapatlah kami catat:

1. Bahwa mengenai bentuknya, Dajjal digambarkan berbadan kekar.
2. Bahwa roman-mukanya putih dan mengkilat.
3. Bahwa rambut kepalanya pendek dan ikal.

Adapun dua ciri lainnya, yakni, bahwa mata kanan Dajjal buta, dan pada dahinya tertulis kaf, fa' dan ra' atau kaflr, ini menggambarkan keadaan rohani Dajjal yang sebenarnya.

Selain itu, Dajjal yang digambarkan buta mata kanannya, mata-kiri Dajjal digambarkan bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Dengan perkataan lain, mata-kanan Dajjal digambarkan hilang cahayanya, tetapi mata-kirinya bersinar terang. Penjelasan yang diberikan oleh Imam Raghib tentang mata Dajjal yang buta sebelah kanannya, sungguh ilmiyah sekali. Pada waktu menjelaskan arti kata al-Masih, beliau menerangkan bahwa kata masaha berarti menghapus sesuatu, lalu beliau menambahkan keterangan sbb:

"Diriwayatkan bahwa mata-kanan Dajjal hilang penglihatannya, sedangkan nabi 'Isa mata-kiri beliaulah yang hilang penglihatannya; dan ini berarti bahwa Dajjal tak mempuyai sifat-sifat akhlak tinggi, seperti misalnya kearifan, kebijaksanaan dan rendah hati; sedangkan nabi 'Isa tak mempunyai kejahilan, keserakahan, kerakusan dan sebagainya yang termasuk jenis akhlak yang rendah".

Jadi, gambaran Dajjal buta mata-kanannya janganlah ditafsirkan secara harfiyah, melainkan secara kalam ibarat, yakni harus diartikan bahwa Dajjal tak mempunyai akhlak yang baik.

Bahwa dua mata manusia itu, yang satu digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kerohanian dan agama, dan yang satu lagi digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan dan keduniaan. Oleh karena hal-hal yang berhubungan dengan agama dan kerohanian itu lebih tinggi kedudukannya daripada hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan dan keduniaan, maka buta mata kanan Dajjal berarti bahwa Dajjal sedikit sekali perhatiannya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan agama atau kerohanian. Ini sungguh mirip dengan keadaan umat manusia dijaman yang makin modern ini.

Seluruh parhatian mereka ditujukan kepada hal-hal yang berhubungan dangan kebendaan dan keduniaan dan kemajuan mereka dalam bidang ini tak ada bandingannya. Inilah yang dimaksud dengan apa yang diuraikan dalam Hadits, bahwa mata-kiri Dajjal bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Artinya, Dajjal mampu melihat segala macam barang-barang duniawi, yang bangsa-bangsa lain tak mempunyai pengertian tentang itu. Tetapi mata rohani Dajjal tak mempunyai penglihatan yang tajam, karena semua kekuatan Dajjal dihabiskan guna kepentingan urusan duniawi. Sukses Dajjal yang tak ada taranya dalam urusan duniawi mengakibatkan buta sebelah. Penjelasan ini sungguh mengagumkan dan cocok sekali dengan apa yang dikatakan oleh Al-Qur'an tentang suatu bangsa :

"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka, bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (Al-Kahfi:104)

Hadits Nabi melukiskan hal ini dengan kalam ibarat, bahwa mata kiri Dajjal, yaitu, mata duniawi bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Adapun keadaan rohani bangsa-bangsa Dajjal Allah berfirman sbb:

"Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb-mereka, dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka (ter)hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat." (Al-Kahfi:105)

Hadits Nabi menjelaskan hal ini dengan caranya sendiri, yaitu, bahwa mata-kanan Dajjal tak mempunyai kekuatan untuk melihat ayat Tuhan.

Tanda Dajjal yang lain, yakni tulisan kafara atau kafir pada dahinya ini berkenaan pula dengan keadaan rohaninya. Jika orang berkata, bahwa pada dahi seseorang terdapat tulisan anu, ini sama artinya dengan mengatakan, bahwa anu itu adalah fakta senyata-nyatanya bagi dia. Maka dari itu, uraian Hadits bahwa pada dahi Dajjal terdapat tulisan kafir, ini hanyalah berarti bahwa kekafiran itu merupakan kenyataan yang senyata-nyatanya bagi dia.

Kata-kata Hadits itu sendiri sudah menerangkan; bahwa demikian itulah nyatanya. Pertama-tama, Hadits menerangkan bahwa tiap-tiap mukmin dapat membaca tulisan itu; jadi bukan tiap-tiap orang dapat membaca tulisan itu. Lalu ditambahkan kata penjelasan tentang orang mukmin itu, yakni, "baik ia buta huruf atau mengerti tulis menulis." Artinya, tiap-tiap orang mukmin dapat memahami tulisan itu, baik ia mengerti tulis-menulis atau tidak.

Sudah terang, bahwa tulisan yang dapat dibaca oleh tiap-tiap orang mukmin, baik ia mengerti tulis-menulis atau buta huruf, tak mungkin berwujud kata-kata atau huruf. Jika tulisan itu berwujud kata-kata atau huruf, niscaya tak dipersoalkan lagi apakah pembacanya mukmin atau kafir, demikian pula tak perlu dinyatakan bahwa orang mukmin dapat membaca tulisan itu sekalipun ia buta-huruf.

Kepandaian membaca tulisan, tak ada sangkut pautnya dengan urusan iman. Setiap orang yang tak buta huruf pasti dapat membaca tulisan, sedangkan orang buta huruf, sekalipun ia orang mukmin sejati, ia tetap tak dapat membaca tulisan. Oleh karena itu, tulisan yang dimaksud bukanlah tulisan biasa, melainkan menifestasinya perbuatan seseorang. Pernyataan bahwa tulisan itu hanya dapat dibaca oleh orang mukmin saja, ini berarti, bahwa orang kafir tak pernah sadar akan kekafirannya, sehingga membutuhkan mata orang mukmin untuk membaca buruknya kekafiran mereka.

Untuk berikutnya silahkan sahabat baca "FITNAH DAJJAL"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar