ILMU
Selayaknya bagi seorang muslim senantiasa memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar
ia diberikan pemahaman akan agamanya dikarenakan Ilmu adalah suatu
jalan yang akan menyampaikannya kepada kejayaan di dunia dan akhirat.
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ.
“Sesungguhnya para Malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu, Ridho terhadap apa yang ia cari”. (Hadits Shohih Dishohihkan oleh Al-Imam Al-Albaniy di dalam Shohih Al-Jaami’ Ash-Shoghiir dari Hadits Sofwan bin ‘Assal Radhiyallahu ‘anhu)
Di dalam hadits yang lain Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَن سَلَكَ طَرِيقاً يَلتَمِسُ فِيهِ عِلماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ به طَرِيقاً إِلىَ الجَنَّةِ.
“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan untuk mencari suatu ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke Surga”. (Hadits Shohih Dishohihkan oleh Al-Imam Al-Albaniy di dalam Shohih Al-Jaami’ Ash-Shoghiir dari Hadits Abu Hurairoh Radhiyallahu ‘anhu)
Ilmu itu tidak mungkin terpenuhi melainkan juga dengan berusaha menempuh segala sebab-sebab yang akan mengantarkannya untuk hal tersebut,
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّمَا العِلمُ بِالتَّعَلُّمِ.
“Sesungguhnya ilmu itu semata-mata diperoleh dengan dituntut (mempelajarinya)”. (Al-Hadits dihaasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albany di dalam Al-Silsilah Ash-Shohihah (1/ 605), dan Juga Al-Hafidh ibnu Hajar di dalam Syarah Fathul Bariy dari Hadits Abu Darda’).
Berkata Al-Hafidh ibnu Hajar Rahimahulloh: “Makna (dari hadits) bukanlah ilmu yang diakui itu kecuali apa-apa yang diambil dari para Nabi dan pewaris-pewaris mereka dengan cara mempelajarinya”. (Fathul Baariy Kitaabul Ilmi bab berilmu sebelum berbicara dan beramal).
Nabiyullah Musa ‘Alaihis salam setelah memperoleh khabar dari Robb-nya subhanahu wa ta’ala bahwasannya seorang hamba-Nya yang bernama khidir ‘Alaihis salam memiliki ilmu yang tidak diketahui olehnya. Maka ia pun memohon kepada-Nya subhanahu wa ta’ala agar ditunjukkan jalan baginya untuk bisa berjumpa dengannya dan tidak merasa puas diri atau merasa cukup dari apa yang beliau peroleh dari ilmu. Untuk tujuan itu pula beliau mau bersusah payah, dan juga memikul lelah dalam menempuh jalan untuk bisa bertemunya dengan hamba-Nya tersebut serta menimba ilmu darinya, sebagaimana yang Allah telah kisahkan di dalam Kitab-Nya. Dalam keadaan beliau seorang Nabi yang Mulia ‘alaihis salam.
Maka sepatutnya bagi seorang muslim yang telah merasakan kenikmatan ilmu untuk ia menuntut ilmu tersebut dari ahlinya.
Berkata Al-Imam Asy-Syafi’I Rahimahulloh: “Tidaklah seorang akan berhasil dalam menuntut ilmu yang mana ia menuntutnya dengan rasa bosan, atau merasa cukup, akan tetapi barangsiapa yang menuntutnya dengan pengorbanan, kehidupan yang sempit, dan berkhidmat untuk ilmu tersebut maka merekalah yang akan berhasil”.
Berkata Al-Imam Muslim di dalam Shohihnya dari Yahya bin Abi Katsir Rahimahulloh: “Ilmu itu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai”.
Semoga Allah memberi taufiq bagi kami dan juga para para pembaca untuk dimudahkan dalam memahami agamanya. Sesungguhnya barangsiapa yang diberikan kefaqihan baginya dalam agamanya maka sesungguhnya ia telah diberkan kebaikan yang sangat banyak.
Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memberikan ia pemahaman dalam agamanya”.
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ.
“Sesungguhnya para Malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu, Ridho terhadap apa yang ia cari”. (Hadits Shohih Dishohihkan oleh Al-Imam Al-Albaniy di dalam Shohih Al-Jaami’ Ash-Shoghiir dari Hadits Sofwan bin ‘Assal Radhiyallahu ‘anhu)
Di dalam hadits yang lain Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَن سَلَكَ طَرِيقاً يَلتَمِسُ فِيهِ عِلماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ به طَرِيقاً إِلىَ الجَنَّةِ.
“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan untuk mencari suatu ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke Surga”. (Hadits Shohih Dishohihkan oleh Al-Imam Al-Albaniy di dalam Shohih Al-Jaami’ Ash-Shoghiir dari Hadits Abu Hurairoh Radhiyallahu ‘anhu)
Ilmu itu tidak mungkin terpenuhi melainkan juga dengan berusaha menempuh segala sebab-sebab yang akan mengantarkannya untuk hal tersebut,
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّمَا العِلمُ بِالتَّعَلُّمِ.
“Sesungguhnya ilmu itu semata-mata diperoleh dengan dituntut (mempelajarinya)”. (Al-Hadits dihaasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albany di dalam Al-Silsilah Ash-Shohihah (1/ 605), dan Juga Al-Hafidh ibnu Hajar di dalam Syarah Fathul Bariy dari Hadits Abu Darda’).
Berkata Al-Hafidh ibnu Hajar Rahimahulloh: “Makna (dari hadits) bukanlah ilmu yang diakui itu kecuali apa-apa yang diambil dari para Nabi dan pewaris-pewaris mereka dengan cara mempelajarinya”. (Fathul Baariy Kitaabul Ilmi bab berilmu sebelum berbicara dan beramal).
Nabiyullah Musa ‘Alaihis salam setelah memperoleh khabar dari Robb-nya subhanahu wa ta’ala bahwasannya seorang hamba-Nya yang bernama khidir ‘Alaihis salam memiliki ilmu yang tidak diketahui olehnya. Maka ia pun memohon kepada-Nya subhanahu wa ta’ala agar ditunjukkan jalan baginya untuk bisa berjumpa dengannya dan tidak merasa puas diri atau merasa cukup dari apa yang beliau peroleh dari ilmu. Untuk tujuan itu pula beliau mau bersusah payah, dan juga memikul lelah dalam menempuh jalan untuk bisa bertemunya dengan hamba-Nya tersebut serta menimba ilmu darinya, sebagaimana yang Allah telah kisahkan di dalam Kitab-Nya. Dalam keadaan beliau seorang Nabi yang Mulia ‘alaihis salam.
Maka sepatutnya bagi seorang muslim yang telah merasakan kenikmatan ilmu untuk ia menuntut ilmu tersebut dari ahlinya.
Berkata Al-Imam Asy-Syafi’I Rahimahulloh: “Tidaklah seorang akan berhasil dalam menuntut ilmu yang mana ia menuntutnya dengan rasa bosan, atau merasa cukup, akan tetapi barangsiapa yang menuntutnya dengan pengorbanan, kehidupan yang sempit, dan berkhidmat untuk ilmu tersebut maka merekalah yang akan berhasil”.
Berkata Al-Imam Muslim di dalam Shohihnya dari Yahya bin Abi Katsir Rahimahulloh: “Ilmu itu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai”.
Semoga Allah memberi taufiq bagi kami dan juga para para pembaca untuk dimudahkan dalam memahami agamanya. Sesungguhnya barangsiapa yang diberikan kefaqihan baginya dalam agamanya maka sesungguhnya ia telah diberkan kebaikan yang sangat banyak.
Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memberikan ia pemahaman dalam agamanya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar