Kabar kematian ustadz muda yang dijuluki ustadz gaul ini tentu saja
mengagetkan. Terlebih untuk istrinya Pipik Dian Irawati dan keempat anak
mereka. Mereka tidak menyangka Uje akan pergi di usia yang masih
terbilang muda. Isak tangis pun mengiringi kedatangan jenazah Uje di
kediamannya di Bukit Mas Narmada III Bintaro, Rempoa, Tangerang
Sejak pagi, ratusan pelayat silih berganti datang ke rumah duka, tidak lama setelah kabar wafatnya Uje tersebar. Menjelang siang, jenazah Uje dibawa ke Masjid Istiqlal. Usai salat jumat, ribuan jamaah menyalatkan jenazah da"i bersuara merdu itu.
Usai disalatkan, jenazah Uje dibawa ke TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat untuk dikebumikan. Uje dimakamkan bersebelahan dengan makam ayahnya, H. Ismalid Modal, yang sudah meninggal 21 tahun lalu. Banyak sekali orang yang datang ke TPU tersebut. Mereka semua ingin melihat dan mengantarkan Uje ke tempat peristirahatan terakhirnya. Saking banyaknya pelayat, jalanan di sepanjang Jalan K.H. Mas Mansyur macet.
Di antara ribuan pelayat itu tampak sejumlah artis maupun ulama yang hadir mengantar kepergian Uje untuk selama-lamanya. Seperti Ungu, Teuku Wisnu, Opick, Nuri Maulida, dan sejumlah artis lain.
Mengenai tempat pemakaman, pihak keluarga memang menginginkan agar almarhum dimakamkan disebelah makam ayahnya. Kebetulan, di situ adalah makam keluarga Uje. Selain ayah, ada juga makam kakeknya. Namun ketika tanah untuk makam Uje digali, petugas makam hanya bisa menggali hingga 1,2 meter saja.
Sebab di kedalaman itu masih terlihat kain kafan milik mendiang ayah Uje. "Itu masih ada kafan almarhum ayahnya Uje. Itu terlihat kan masih utuh," kata petugas. "Jadi bisanya segini. Nanti jenasah Uje diletakkan di sini. Agak di atas ayahnya," lanjut petugas tersebut.
"Jasadnya masih utuh, padahal Pak Ismail meninggal tahun 1992. Saya dikasih lihat sama tukang gali kuburnya," ujar Icih, salah seorang keluarga Uje saat ditemui di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat.
Sekitar pukul 14.30 jenasah tiba di pemakaman. Rombongan jenasah sempat kesulitan menuju liang lahat. Sebab ribuan orang sudah memadati area pemakaman. Dan banyak yang mendekat mengelilingi liang. Tenda yang menaungi liang pun sampai bergoyang mau rubuh.
Subhanallah...
Sejak pagi, ratusan pelayat silih berganti datang ke rumah duka, tidak lama setelah kabar wafatnya Uje tersebar. Menjelang siang, jenazah Uje dibawa ke Masjid Istiqlal. Usai salat jumat, ribuan jamaah menyalatkan jenazah da"i bersuara merdu itu.
Usai disalatkan, jenazah Uje dibawa ke TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat untuk dikebumikan. Uje dimakamkan bersebelahan dengan makam ayahnya, H. Ismalid Modal, yang sudah meninggal 21 tahun lalu. Banyak sekali orang yang datang ke TPU tersebut. Mereka semua ingin melihat dan mengantarkan Uje ke tempat peristirahatan terakhirnya. Saking banyaknya pelayat, jalanan di sepanjang Jalan K.H. Mas Mansyur macet.
Di antara ribuan pelayat itu tampak sejumlah artis maupun ulama yang hadir mengantar kepergian Uje untuk selama-lamanya. Seperti Ungu, Teuku Wisnu, Opick, Nuri Maulida, dan sejumlah artis lain.
Mengenai tempat pemakaman, pihak keluarga memang menginginkan agar almarhum dimakamkan disebelah makam ayahnya. Kebetulan, di situ adalah makam keluarga Uje. Selain ayah, ada juga makam kakeknya. Namun ketika tanah untuk makam Uje digali, petugas makam hanya bisa menggali hingga 1,2 meter saja.
Sebab di kedalaman itu masih terlihat kain kafan milik mendiang ayah Uje. "Itu masih ada kafan almarhum ayahnya Uje. Itu terlihat kan masih utuh," kata petugas. "Jadi bisanya segini. Nanti jenasah Uje diletakkan di sini. Agak di atas ayahnya," lanjut petugas tersebut.
"Jasadnya masih utuh, padahal Pak Ismail meninggal tahun 1992. Saya dikasih lihat sama tukang gali kuburnya," ujar Icih, salah seorang keluarga Uje saat ditemui di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat.
Sekitar pukul 14.30 jenasah tiba di pemakaman. Rombongan jenasah sempat kesulitan menuju liang lahat. Sebab ribuan orang sudah memadati area pemakaman. Dan banyak yang mendekat mengelilingi liang. Tenda yang menaungi liang pun sampai bergoyang mau rubuh.
Subhanallah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar