Allah dan Para Malaikat

Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat (mendo'akan kebaikan) bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia” [HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (no. 7912)].

Jumat, 20 Desember 2013

Kisah Syeikh Abdul Qodir Jailani Tidak Makan Dan Minum Selama 41 Hari



Syeikh Abdul Qodir Jailani berkata, “Aku pernah tinggal disebuah menara yang kini dinamai menara Ajmi selama 11 tahun. Di dalamnya aku pernah bersumpah kepada Allah Swt untuk tidak makan dan minum sampai aku disuapi dan diberi minum. Sejak sumpah tersebut aku telah berada dalam kondisi tidak makan dan minum selama 40 hari. Pada hari ke-41, seorang pria datang dan meletakkanmakanan di hadapanku lalu pergi. Melihat makanan tersebut ada keinginan dalam hatiku untuk memakannya namun aku berkata dalam hati, “Demi Allah aku tidak akan melanggar janjiku kepada Allah”.
Lalu aku mendengar teriakan perutku yang kelaparan namun aku tidak memperdulikannya.
Saat itu, Syeikh Abu Said al-Makhrumi lewat di tempatku dan mendengar gemuruh perutku tersebut. Beliau masuk ke tempatku dan bertanya, “Abdul Qodir, apa ini?”. “Ini adalah (suara) kegelisahan nafsu sedangkan roh sedang dalam kondisi tenang bersama Allah” jawabku. “Datanglah ke Bab Azaj” kata beliau kepadaku lalu meninggalkanku.
Aku berkata dalam hati, “Aku tidak akan keluar dari tempat ini kecuali dengan perintah Allah”.
Setelah itu, Nabi Khidir A.s datang menemuiku dan berkata, “Bangkit dan pergilah kepada Abu Said”.
Aku pun pergi kepadanya dan mendapati beliau sedang berdiri di depan pintu rumahnya menungguku. Beliau berkata kepadaku, “Abdul Qodir, belum cukupkah perkataanku tadi”.
Lalu beliau memakaikan jubah kesufian (tanda bai’at) kepadaku. Semenjak saat itu aku mengikuti beliau”
Pada tahun 558 H, diatas kursinya, Syeikh Abdul Qodir Jailani berkata, “25 tahun aku hidup mengisolasi diri dan berkelana dipadang-padang iraq. Dan selama 40 tahun aku melaksanakan sholat subuh dengan wudhu Isya’. Selama itu, setelah melaksanakan sholat Isya’ aku berdiri 1 kaki dengan tangan diatas paku karena takut jatuh tertidur kemudian aku buka Al-Qur’an dan menamatkannya pada waktu sahur. Pernah suatu malam, aku berbaring di kasur lalu nafsuku berkata kepadaku, “Andai engkau tidur satu jam saja”.
Seketika aku bangun, berdiri diatas satu kaki dan membuka Al-Qur’an kemudian membacanya hingga selesai dalam keadaan seperti itu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar