Syeikh Abdul Qodir Jailani berkata, “Aku pernah tinggal disebuah menara
yang kini dinamai menara Ajmi selama 11 tahun. Di dalamnya aku pernah
bersumpah kepada Allah Swt untuk tidak makan dan minum sampai aku
disuapi dan diberi minum. Sejak sumpah tersebut aku telah berada dalam
kondisi tidak makan dan minum selama 40 hari. Pada hari ke-41, seorang
pria datang dan meletakkanmakanan di hadapanku lalu pergi. Melihat
makanan tersebut ada keinginan dalam hatiku untuk memakannya namun aku
berkata dalam hati, “Demi Allah aku tidak akan melanggar janjiku kepada Allah”.
Lalu aku mendengar teriakan perutku yang kelaparan namun aku tidak memperdulikannya.
Lalu aku mendengar teriakan perutku yang kelaparan namun aku tidak memperdulikannya.
Saat itu, Syeikh Abu Said al-Makhrumi lewat di tempatku dan mendengar
gemuruh perutku tersebut. Beliau masuk ke tempatku dan bertanya, “Abdul Qodir, apa ini?”.
“Ini adalah (suara) kegelisahan nafsu sedangkan roh sedang dalam kondisi tenang bersama Allah” jawabku.
“Datanglah ke Bab Azaj” kata beliau kepadaku lalu meninggalkanku.
Aku berkata dalam hati, “Aku tidak akan keluar dari tempat ini kecuali dengan perintah Allah”.
Setelah itu, Nabi Khidir A.s datang menemuiku dan berkata, “Bangkit dan pergilah kepada Abu Said”.
Setelah itu, Nabi Khidir A.s datang menemuiku dan berkata, “Bangkit dan pergilah kepada Abu Said”.
Aku pun pergi kepadanya dan mendapati beliau sedang berdiri di depan pintu rumahnya menungguku. Beliau berkata kepadaku, “Abdul Qodir, belum cukupkah perkataanku tadi”.
Lalu beliau memakaikan jubah kesufian (tanda bai’at) kepadaku. Semenjak saat itu aku mengikuti beliau”
Lalu beliau memakaikan jubah kesufian (tanda bai’at) kepadaku. Semenjak saat itu aku mengikuti beliau”
Pada tahun 558 H, diatas kursinya, Syeikh Abdul Qodir Jailani
berkata, “25 tahun aku hidup mengisolasi diri dan berkelana
dipadang-padang iraq. Dan selama 40 tahun aku melaksanakan sholat subuh
dengan wudhu Isya’. Selama itu, setelah melaksanakan sholat Isya’ aku
berdiri 1 kaki dengan
tangan diatas paku karena takut jatuh tertidur kemudian aku buka
Al-Qur’an dan menamatkannya pada waktu sahur. Pernah suatu malam, aku
berbaring di kasur lalu nafsuku berkata kepadaku, “Andai engkau tidur satu jam saja”.
Seketika aku bangun, berdiri diatas satu kaki dan membuka Al-Qur’an kemudian membacanya hingga selesai dalam keadaan seperti itu”.
Seketika aku bangun, berdiri diatas satu kaki dan membuka Al-Qur’an kemudian membacanya hingga selesai dalam keadaan seperti itu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar